2.1. manusia
·
Unsur-unsur
yang Membangun Manusia
Sebenarnya ada banyak sekali
unsur-unsur yang membangun manusia, namun dari sekian banyak di sederhanakan
menjadi 2 klasifikasi. yaitu unsur jasmani dan unsur rohani. Ada dua pandangan
tentang unsur-unsur yang membangun manusia yaitu:
·
Manusia itu terdiri atas empat unsur yang saling berkaitan
a.
Jasad, yaitu tubuh manusia
yang nampak dan dapat dilihat, dan menempati ruang dan waktu.
b. Hayat, yaitu mengandung unsur hidup yang ditandai dengan
gerak.
c. Ruh, yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja
secara spiritual dan memahami kebenaran.
d. Nafas, dalam pengertian diri atau keakuan yaitu kesadaran
akan diri sendiri.
·
Manusia Sebagai Satu Kepribadian Mengandung Tiga Unsur :
a.
Id merupakan struktur
kepribadian yang paling primitif dan paling
tidak tampak. Id merupakan libido murni atau
energi psikis yang menunjukkan ciri secara alami yang rasional dan terkait dengan
sex.
b.
Ego merupakan bagian atau struktur kepribadian
yang pertama kali dibedakan dari Id, berperan menghubungkan energi Id ke dalam
saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi
antara usia satu dan dua tahun.
c.
Superego merupakan struktur
kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun.
Dibandingkan dengan id dan ego, superego yang berkembang secara internal dalam
diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal.
2.2. Hakekat manusia
A.
pengertian
hakekat manusia
Hakekat
manusia adalah sebagai berikut :
· Makhluk yang memiliki ambisi yang tidak akan bisa merasa puas dan akan selalu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
· Individu yang memiliki sifat
rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
· yang mampu mengarahkan dirinya ke
tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan
nasibnya.
· Makhluk yang dalam proses menjadi
berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
· Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan
dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan
membuat dunia lebih baik untuk ditempati
· Suatu keberadaan yang berpotensi
yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
· Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah
makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
B.
Cirri-ciri
yang membedakan manusia satu dengan yang lainya.
Menurut
Sarlito Wirawan Sarwono (1983) dalam bukunya Pengantar Umum Psikologi,
cirri-ciri manusia yang membedakan dengan makhluk lain adalah kepekaan sosial,
kelangsungan perilaku, orientasi pada tugas, usaha dan perjuangan, tiap
individu adalah unik. Secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Kepekaan social
Artinya kemampuan
manusia untuk dapat menyesuaikan perilakunya sesuai harapan dan pandangan orang
lain. Artinya antara perilaku
satu ada kaitannya dengan perilaku yang lain, perilaku sekarang adalah
kelanjutan perilaku yang baru lalu, dan seterusnya. Dalam kata lain bahwa
perilaku manusia terjadi secara berkesinambungan bukan secara serta merta.Jadi
sebenarnya perilaku manusia tidak pernah berhenti pada suatu saat.
3. Orientasi pada tugas
Artinya
bahwa setiap perilaku manusia selalu memiliki orientasi pada suatu tugas
tertentu. Seorang mahasiswa yang rajin belajar menuntut ilmu, orientasinya
adalah untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan tertentu.
4. Usaha dan Perjuangan
Usaha dan
perjuangan pada manusia telah dipilih dan ditentukan sendiri, serta tidak akan
memperjuangkan sesuatu yang memang tidak ingin diperjuangkan. Jadi, sebenarnya
manusia memiliki cita-cita (aspiration)
yang ingin diperjuangkannya, sedangkan hewan berjuang untuk mendapatkan sesuatu
yang sudah tersedia di alam.
5. Tiap-tiap
individu manusia adalah unik
Unik
disini mengandung arti bahwa manusia yang satu berbeda dengan manusia yang lain
dan tidak ada dua manusia yang sama persis di muka bumi ini, walaupun ia
dilahirkan kembar. Manusia memiliki cirri-ciri, sifat, watak, tabiat,
kepribadian,
motivasi, tersendiri yang membedakannya dari manusia lainnya.
Perbedaan
pengalaman
yang dialami individu pada masa silam dan cita-citanya kelak
dikemudian
hari, menentukan perilaku individu di masa kini yang berbeda-beda pula.
6 . Punya masa menopause .
Berbeda dengan sebagian besar
binatang yang akan terus bereproduksi hingga akhir hayatnya, manusia khususnya
wanita hanya akan bereproduksi sampai tiba pada suatu masa yang disebut
menopause.
7. Melewati masa kecil lebih
lama
Dibandingkan
primata maupun binatang yang lain, manusia menghabiskan waktu yang lebih lama
untuk tinggal bersama dan mengasuh keturunannnya. Beberapa ahli menduga hal ini
dipicu oleh ukuran otak manusia yang lebih besar, sehingga butuh waktu lebih
lama untuk berkembang dengan sempurna.
8. Wajah memerah saat tersipu
Dari semua bentuk ekspresi,
wajah yang memerah saat tersipu malu adalah yang paling unik dan hanya terjadi
pada manusia. Tidak diketahui pasti bagaimana hal ini terjadi, namun hal ini
dinilai telah banyak membantu manusia untuk bersikap jujur.
9. Bisa menciptakan api
Kemampuan manusia untuk membuat api
adalah bekal penting dalam memenangkan seleksi alam. Ancaman predator nokturnal
yang mengintai ketika hari mulai gelap menjadi mudah bagi manusia untuk
ditanggulangi.
10. Mengenal pakaian
Tidak seperti kera yang tubuhnya tertutup bulu (rambut), secara alami manusia tidak punya pelindung terhadap perubahan suhu di permukaan kulitnya. Namun dengan kecerdasan yang dimiliki, manusia bisa membuat pakaian yang menggantikan fungsi bulu pada beberapa jenis binatang.
11. Berbicara
Sejak kurang
lebih 35.000 tahun yang lalu, manusia memiliki tenggorokan yang posisinya lebih
rendah dibandingkan pada simpanse. Ditunjang dengan tulang hyoid berbentuk
tapal kuda yang terletak di bawah lidah, manusia mampu mengontrol suara yang
dihasilkan sehingga bisa berbicara.
12. Jemari tangan yang fleksibel
Manusia adalah satu-satunya spesies yang bisa memutar jempol tangannya ke berbagai arah hinggga 360 derajat. Jari-jari yang lain juga lebih fleksibel dibandingkan primata, sehingga manusia menjadi spesies paling terampil dalam memanfaatkan peralatan.
2.3.kepribadian bangsa timur
A. Kepribadian
bangsa timur
Manusia
merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri. Manusia membutuhkan
manusia lainnya untuk dapat berinteraksi dan bertahan hidup. Hal tersebut benar
– benar dianut oleh masyarakat pada bangsa timur terutama Indonesia. Rasa
kebersamaan yang kuat bisa dibilang sebagai kepribadian bangsa.
Segala sesuatu
yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang
dimiliki masyarakat itu. Di Indonesia banyak sekali kebudayaan dan kepribadian yang
ada, karena seperti yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak sekali suku
sehingga dengan sudah sangat pasti kebudayaannya pun berbeda.
Sistem ideologi
yang ada biasanya meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan hukum yang
berfungsi sebagai pengarahan dan pengikat perilaku manusia atau masyarakat agar
sesuai dengan kepribadian bangsa yang sopan, santun, ramah, dan tidak melakukan
hal – hal yang dapat mencoreng kepribadian bangsa.
Sistem sosial
meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam masyarakat. Sistem teknologi
meliputi segala perhatian serta penggunaanya, sesuai dengan nilai budaya yang
berlaku. Pada saat unsur-unsur masing-masing kebudayaan saling menyusup. Proses
migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi
tersebut.
Pada dasarnya
masyarakat daerah timur dengan contoh Indonesia, sangat terbuka dan toleran
terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat
istiadat yang ada di Indonesia. Dan pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing
yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang
terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat
yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer,pakaian dan lain – lain
B. Bagan psiko-sosiogram
Pada hakikatnya
manusia dan kebudayaan adalah sesuatu ikatan yang tidak mungkin bisa dipisahkan
dalam kehidupan kita. Manusia diciptakan oleh Tuhan secara sempurna untuk
menjalankan hakekatnya sebagai manusia bumi. Setiap manusia pasti akan
meneruskan budaya yang telah ada dari jaman nenek moyangnya. Hal itu akan
berlanjut terus – menerus seiring jalannya waktu.
Pada kesempatan ini, kita akan membahas tentang Bagan Psiko-Sosiogram Manusia.
A.pengertian
pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya
yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan
sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia yang berasal
dari sekelompok manusia.
Beberapa pengertian kebudayaan yang berbeda dengan
pengertian di atas, yaitu:
.
1. Kebudayaan
sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan kepercayaan seni, moral, hukum,
adat serta kemampuan serta kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
2. Kebudayaan
merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya yaitu masyaraakat yang
menghasilkan tekhnologi dan kebudayaan kebendaan yang terabadikan pada
keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia yaitu kebijaksanaan yang
sangat tinggi di mana aturan kemasyarakatan terwujud oleh kaidah-kaidah dan
nilai-nilai sehingga denga rasa itu, manusia mengerti tempatnya sendiri, bisa
menilai diri dari segala keadaannya.
Sedangkan definisi kebudayaan menurut
Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Budiono K, menegaskan bahwa, “menurut
antropologi, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta
karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan
miliknya dengan belajar”. Pengertian tersebut berarti pewarisan budaya-budaya
leluhur melalui proses pendidikan.
B. Definisi
kebudayaan
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya
dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.
Sedangkan definisi kebudayaan menurut
Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Budiono K, menegaskan bahwa, “menurut
antropologi, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta
karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan
miliknya dengan belajar”. Pengertian tersebut berarti pewarisan budaya-budaya
leluhur melalui proses pendidikan.
C.tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia
Katakanlah,
misalnya, jika kita bicara kebudayaan di Indonesia, maka tokoh-tokoh yang
dimunculkan adalah tokoh-tokoh sastra; seperti W.S Rendra sendiri, Sutan Takdir
Alisjahbana, H.B. Jassin, Taufik Ismail, Pramoedya Ananta Toer, Acep Syahril
,Acep Zamzam Noor , Anis Sholeh Ba'asyin , Afrizal Malna
, Alan Hogeland
, Agam Wispi
, Agus R.
Sarjono , Agus Warsono, Ahmadun Yosi Herfanda , Arafat Nur Goenawan Mohammad, Kuntowijoyo
sampai Radhar Panca Dahana. Kebudayaan di situ mengacu pada sastra sebagai weltanschaung
yang direpresentasi para tokoh-tokoh dan penggiatnya. Sedangkan semestinya, ada
deferensiasi dan kategorisasi antara keduanya, karena sebenarnya masing-masing
memiliki perbedaan yang cukup penting baik secara peristilahan maupun praktik.
Sastra memiliki keterbatasan, yang pada intinya hanya bermediumkan teks.
Sedangkan sebaliknya, kebudayaan mencakup persoalan yang luas, yang pada
tingkatan makro seperti definisi peristilahannya, yaitu dari kata-kata budi dan
daya, berarti kearifan dan keinsyafan manusia untuk berkreasi atau mencipta
sesuatu karya.
2.5. unsur-unsur kebudayan
.
A. Beberapa ahli telah merumuskan unsur-unsur kebudayaan pokok. Para ahli tersebut, di antaranya
A. Beberapa ahli telah merumuskan unsur-unsur kebudayaan pokok. Para ahli tersebut, di antaranya
·
Melville J. Herskovits yang
menyampaikan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi, sistem
ekonomi, keluarga, dan kekuasaan politik.
Sementara
itu Bronislaw Malinowski menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan
sebagai berikut. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama
antaranggota masyarakat sebagai upaya menguasai
alam sekitarnya.
·
Adapun C. Kluckhohn dalam karyanya
Universals Categories of Culture memaparkan ada tujuhunsur kebudayaan yang
dianggap cultural universals, yaitu sebagai berikut.
1. Sistem kepercayaan (sistem religi).
Setiap masyarakat memiliki keyakinan terhadap hal-hal bersifat religi, bahkan pada masyarakat atheis (tidak percaya adanya Tuhan) sekali pun.
2. Sistem pengetahuan.
Setiap masyarakat mempunyai sistem pengetahuan yang mungkin berbeda-beda pada setiap masyarakatnya.
3. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia.
Setiap masyarakat juga memiliki pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, alat-alat produksi, senjata, dan sebagainya.
4. Mata pencaharian dan sistem-sistem ekonomi.
Dalam masyarakat selalu ada mata pencaharian atau sistem ekonomi, seperti pertanian,
peternakan, sistem produksi, sistem
distribusi, dan sebagainya.
5. Sistem kemasyarakatan.
Setiap masyarakat biasanya memiliki kemasyarakatan, di antaranya, sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, dan sistem pekawinan.
6. Bahasa, baik lisan maupun tulisan.
Masyarakat mana yang tidak memiliki bahasa? Tentunya tidak ada masyarakat yang tidak memiliki bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan
.
7. Kesenian, baik seni rupa, seni suara, maupun seni lainnya.
7. Kesenian, baik seni rupa, seni suara, maupun seni lainnya.
Setiap masyarakat mempunyai berbagai macam seni yang tentunya berbeda dengan masyarakat lainnya.
B. Wujud kebudayaan
Mencermati pengertian wujud budaya yang dijelaskan oleh
Koentjaraningrat kita bisa mengambil kesimpulan bahwa wujud budaya ada dua:
·
Wujud Abstrak >>>> Wujud
budaya seperti ini tidak dapat dilihat karena berada dalam pikiran individu
masing-masing. Dikatakan juga bahwa wujud ini bukan merupakan kepingan-kepingan
yang terlepas melainkan berkaitan erat dengan hubungannya. Contoh: Pola pikir
sebagian orang sumatera, dalam menyampaikan pendapat mereka cenderung sedikit
lebih kasar daripada orang jawa. Orang sumatera sangat gampang marah dan cepat
tersinggung cara berbicaranya pun kasar. Beigitu juga pola pikir masyarakat
lain mengikuti adat-istiadat mereka masing-masing.
·
Wujud Nampak >>>> Wujud
budaya seperti ini meliputi, kegiatan dengan kata lain aktivitas manusia
berinteraksi dalam lingkungan tertentu. Wujud ini adalah timbal balik dari
wujud abstrak. Dengan adanya gagasan yang ada dalam pikiran manusia menumbulkan
aktivitas begitu juga sebaliknya aktivitas menghasilkan gagasan.
2.6. wujud
kebudayaan
A.Tiga wujud kebudayaan menurut dimensinya
1.
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah
kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak.
2.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan
sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini
sering pula disebut dengan sistem sosial.
3.
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan
fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia
dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat,
dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
2.7. orientasi nilai budaya
Terdapat 5 masalah pokok kehidupan
manusia dalam sistem nilai budaya :
1. Hakekat hidup manusia.
2. Hakekat karya manusia.
3. Hakekat waktu manusia.
4. Hakekat alam manusia.
5. Hakekat hubungan manusia. ;
2.8. perubahan kebudayaan
A. Faktor Yang Mempengaruhi Diterima Atau Tidaknya Suatu Kebudayaan. Berikut ini merupakan faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan:
1. Terbiasanya masyarakat tersebut mempunyai
hubungan/kontak kebudayaan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat
tersebut, yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Sebuah masyarakat yang
terbuka bagi hubungan-hubungan dengan orang yang beraneka ragam kebudayaannya,
cenderung menghasilkan warga masyarakat yang bersikap terbuka terhadap
unsur-unsur kebudayaan asing. Sikap mudah menerima kebudayaan asing lebih-lebih
lagi nampak menonjol kalau masyarakat tersebut menekankan pada ide bahwa
kemajuan dapat dicapai dengan adanya sesuatu yang baru, yaitu baik yang datang
dan berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, maupun yang berasal dari
kebudayaan yang datang dari luar.
2. Kalau pandangan hidup dan nilai-nilai yang
dominan dalam kebudayaan tersebut ditentukan oleh nilai-nilai yang bersumber
pada ajaran agama; dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang
ada dalam masyarakat tersebut; maka penerimaan unsur-unsur kebudayaan yang baru
atau asing selalu mengalami kelambatan karena harus di sensor dulu oleh
berbagai ukuran yang berlandaskan pada ajaran agama yang berlaku. Dengan
demikian, suatu unsur kebudayaan baru akan dapat diterima jika unsur kebudayaan
yang baru tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama yang berlaku, dan
karenanya tidak akan merusak pranata-pranata yang sudah ada.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut
menentukan proses penerimaan unsur kebudayaan baru. Suatu struktur sosial yang
didasarkan atas sistem otoriter akan sukar untuk dapat menerima suatu unsur kebudayaan
baru, kecuali kalau unsur kebudayaan baru tadi secara langsung atau tidak
langsung dirasakan oleh rezim yang berkuasa sebagai sesuatu yang menguntungkan
mereka.
4. Suatu unsur kebudayaan baru dengan lebih mudah
diterima oleh suatu masyarakat kalau sebelumnya sudah ada unsur-unsur
kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru
tersebut. Di pedesaan di pulau Jawa, adanya sepeda sebagai alat pengangkut
dapat menjadi landasan memudahkan di terimanya sepeda motor di daerah pedesaan
di Jawa; dan memang dalam kenyataan demikian.
5. Sebuah unsur baru yang mempunyai
skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya
oleh warga masyarakat yang bersangkutan, dibandingkan dengan sesuatu unsur
kebudayaan yang mempunyai skala luas dan yang sukar secara konkrit dibuktikan
kegunaannya. Contohnya adalah diterimanya radio transistor dengan mudah oleh
warga masyarakat Indonesia, dan bahkan dari golongan berpenghasilan rendah
merupakan benda yang biasa dipunyai.
B. Penyebab
Terjadinya Perubahan Kebudayaan
Perubahan
kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal
dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
1.
Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut
ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab
intern)
·
Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan
penurunan jumlah penduduk.
·
Adanya penemuan-penemuan baru yang
berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan
baru yang bersifat
menyempurnakan dari
bentuk penemuan lama (invention).
·
Munculnya berbagai bentuk pertentangan
(conflict) dalam masyarakat.
·
Terjadinya pemberontakan atau revolusi
sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar.
2 . Sebab-Sebab
yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
Perubahan kebudayaan juga dapat terjadi karena
adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern). Berikut
ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
·
Adanya pengaruh
bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk
mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami
tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan
alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat
memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
·
Adanya peperangan, baik perang saudara maupun
perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang
biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang
kalah.
·
Adanya pengaruh
kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan
menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa
paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan
saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan
mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses
imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau
diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
2.9. kaitan
manusia dengan kebudayaan
A.Hubungan manusia dan Kebudayaan
Manusia dan
kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan
ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan
mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari
kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh
Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan
berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati
dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk
kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Secara
sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai
perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan
sehari-hari oleh manusia
Di
dunia sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,maksudnya
walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika
manusia menciptakan kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia.
B.Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia
dengan Kebudayaan
1)
Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh:
Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak
permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2)
Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh:
Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di
desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di
antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya
pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )
3)
Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat
dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi,
rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa
sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai
kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada
setiap individu.
4)
Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya
berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang
berbeda-beda di kalangan umatnya.
5)
Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
C.Dialektis
(Dialektika)
Kebudayaan
adalah produk manusia, namum manusia sendiri sangat tergantung pada hasil
kebudayaannya. Itulah dialektika fundamental yang mendasari seluruh proses
hidup manusia. Dialektika fundamental ini terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1.Tahap
Eksternalisasi Adalah proses pencurahan diri manusia secara
terus-menerus kedalam dunia melalui aktivitas fisik dan mentalnya.
2.Tahap
Objektivasi Adalah konsekuensi logis dari tahap eksternalisasi. Artinya,
jika dalam tahap eksternalisasi manusia sibuk melakukan kegiatan fisik dan
mentalnya, maka dalam tahap objektivasi, kegiatan tersebut sudah menghasilkan
produk-produk tertentu, misalnya; gedung, mobil, komputer, buku-buku ilmiah,
dsb.
3.Tahap
Internalisasi Adalah tahap dimana realitas objektif hasil ciptaan
manusia itu kembali diserap oleh manusia. Dengan kata lain, struktur dunia
objektif hasil karyanya ditransformasikan kembali ke dalam struktur kesadaran
subjektifnya.
D. 3 tahap dalam proses dialektis
Proses
dialektis terdapat 3 tahap yaitu :
1. Eksternalisasi yaitu proses dimana manusia menekspresikan dirinya
dengan membangun dunianya.
2. Obyektivitasi yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas
obyektif.
3.
Internalisasi yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.
Daftar pustaka
http://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/tahap-proses-dialektis/
http://gabriellaaningtyas.wordpress.com/2012/11/12/hubungan-manusia-dan-kebudayaan/
sumber
:http://afajrianaj.tumblr.com/
http://ykaditya.blogspot.com/2010/02/5-masalah-pokok-kehidupan-manusia-dalam.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_sastrawan_Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar