Sabtu, 29 Maret 2014

berternak ayam kampung



KARYA ILMIAH
PELUANG BISNIS TERNAK AYAM KAMPUNG







Oleh :
Priatna santoro /16513914



Kata Pengantar

Pada awalnya kemunculan ayam kampung telah  lama diternak di Malaysia dan negara-negara dunia ketiga lain. Dengan datangnya pedagang-pedagang luar khususnya pedagang dari Negara China ini yang membawa  ayam yang dinamakan Canton telah dikawinkan dengan ayam di lokal maka lahirlah generasi kedua ayam kampung ini. Pada zaman penjajahan Inggeris di tanah Melayu pula mereka membawa dari negara Eropa maka dikawinkan dengan ayam-ayam yang terdapat di sini.. Ayam ini memiliki potensi yang sudah terbukti, mampu member kontribusi bagi pemenuhan kebutuhan keluarga, setidaknya sebagai penghasil daging dan telur.

 Kebanyakan ayam kampung yaitu sebagai penghasil daging dan telur. tergantung bagaimana tujuan peternak memamfaatkanya dengan cara apa untuk mendapatkan hasil dri berternak ayam tersebut. Ayam kampung merupakan hasil domestikasi ayam hutan merah selamaberabad-abad. Ayam kampung yang ada di Indonesia morfologinya (bentuk-bentuk fisik)sangat beragam, sulit sekali dibedakan dan dikelompokkan ke dalam klasifikasi tertentu.Karena tidak memiliki ciri yang khusus dan tidak adanya ketentuan tujuan dan arahusaha peternakannya, ayam kampung dinamakan juga sebagai ayam buras (bukan ras),untuk membedakan dengan ayam yang sudah jelas tujuan dan arah usahanya.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Banyaknya permintaan akan telur dan daging pada saat ini mampu menghadirkan peluang bisnis yang sangat menggiurkan yang tentu sangat menguntungkan. Dan telur ayam kampung pun memiliki permintaan pasar yang cukup besar yang terkadang perternak tak mampu memenuhinya dan tentu juga dengan daginya dipasaran pun harga telur dan daging ayam kampung sangat berbeda jauh dengan harga ayam pedaging maka  dari itu saya akan membahas lebih jauh tentang cara berternak ayam kampung dan telurnya.

1.2. Rumusan masalah

Untuk memfokuskan makalah ini penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
a.       Memilih lokasi yang baik dalam berternak?
b.      Menentukan tujuan berternak!
c.       Syarat-syarat apa sajakah yang harus dipenuhi dalam berternak?
d.      Bagaimanakah cara memilih bibit yang baik?
e.       Bagaimanakah cara menagani penyakit pada ayam?

1.3.Tujuan penulisan

a.       Agar masyarakt mampu menangkap peluang bisnis ayam kampung dan dapat membudidayakanya.
b.      Agar masyarakat dapat mengetahui cara-cara memilih lokasi yang baik agar tidak menganggu lingkungan sekitar.
c.       Agar masyarakat mengetahui cara memilih indukan dan bibit yang baik.
d.      Agar masyarakat mengetahui bagaimana cara mencegah dan mengobati penyakit pada ayam.

BAB II
PEMBAHASAN


2.1. Menentukan Tujuan

Dalam beternak ayam kampung ada hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum memulai, diantaranya. adalah penetapantujuan beternak, apakah sebagai penghasil daging atau penghasil telur. Penentuan tujuanini penting karena akan menentukan cara memelihara dan manajemennya, termasuk dalam pemilihan induk untuk bibitnya. Selain menentukan tujuan komoditas yang akan diproduksi, penentuan maksud beternak juga penting. Setidaknya ada 3 maksud dan tujuan orang beternak ayam kampung, yaitu beternak hanya sekedar mengisi waktu luang dan beternak sebagai sumber penghasilahan keluarga. Bila beternak hanya untuk mengisi
waktu luang, maka kepuasan yang dicapai adalah kepuasan mengisi waktu dengan kesibukan  sehari-hari mengurus ternak. Kepuasan tersebut memberikan nilai tersendiri, terutama bagi yang sudah pension. Selain kepuasan tersebut, beternak juga menambah hasil berupa telur atau anak ayam atau daging walaupun ini bukanlah target utama dari beternak. Maksud dan tujuan yang kedua adalah beternak sebagai usaha penghasilpendapatan. Bila tujuan ini sudah ditetapkan maka usaha peternakan ayam kampung yangdijalankan akan menerapkan kaidah-kaidah usaha. Keuntungan berupa ekonomimerupakan target utama yang harus dihasilkan. Kepuasan peternak akan ditentukandengan seberapa banyak nilai ekonomi yang dihasilkan dari peternakan yang dijalankan.

2.2. Menentukan Lokasi

Beternak ayam kampung petelur juga harus memenuhi syarat teknis lokasi sebagaimana
beternak ternak lainnya. Bila ternak dipelihara dalam jumlah yang besar maka akan dapat
menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Gangguan dapat berupa suara
ayam, kotoran ayam, pakan dan lalulintas pengangkutan produksi dan sarana produksi.
Selain itu, ternak yang dipelihara juga harus memenuhi criteria kenyamanan lingkungan
sehingga tidak mudah mengalami stress, mudah terjangkit penyakit dan sebagainya.

Syarat-syarat lokasi dalam beternak ayam kampung petelur adalah:

1.      .Lokasi tidak jauh dari pemasaran hasil dan sumber-sumber factor produksi. Jika
keduanya tidak bisa diperoleh secara bersamaan maka yang diutamakan adalah dekatdengan sumber factor produksi. Bila jauh dengan pemasaran, ada kemungkinan pembelimengambil sendiri ke lokasi peternakan.
2.      Lokasi harus jauh dari keramaian, tetapi ada jalur transportasi dan komunikasi. Keramaian akan mengganggu ternak dan sebaliknya.Sedangkan jalur transportasi adalah untuk memudahkan pemasaran hasil dan penyediaanfactor produksi.
3.      Lokasi seharusnya memenuhi aturan tataguna lahan dari pemerintahdaerah setempat. Hal ini perlu karena kawasan akan terus berkembang sesuai
denganperuntukannya. Jangan sapai peternak memilih lokasi yang
peruntukkannya ke depansebagai pusat perkantoran atau pemukima.
4.      Lokasi hendaknya mempunyai sumbersumberair bersih yang cukup, tidak di bawah lembah atau di atas bukit.

2.3 Pemilihan Bibit

Sekalipun ayam kampung tidak memiliki ciri khas dalam hal bentuk badan dan warnabulunya, bila dipelihara secara teratur dan terarah, ayam kampung akan memberikan hasilyang cukup baik. Sebaiknya dalam beternak dan mengembangbiakkan ayam kampungpetelur ini, terlebih dahulu dilakukan pemilihan/seleksi bibit/induk dengan seksama.Pemilihan bibit dapat dilakukan dengan memilih calon indukan yang sejenis, yaitu bentukbadan seragam, besar kecilnya seukuran dan umurnya tidak terpaut jauh. Sebaiknya calon
induk telah berumur paling tidak 7 bulan. Calon bibit tersebut sebaiknya secara turuntemurun memiliki sifat-sifat pembawaan yang baik dan sehat, tidak terdapat bagian tubuhyang cacat, berasal dari kelompok atau kawanan ayam yang terpilih, pertumbuhanbadannya baik dan hasil telurnya banyak. Calon bibit yang baik memiliki beberapa sifatyang khas. Di antaranya adalah tingkah lakunya yang gembira, gerakannya kuat dantangkas, tidak taku didekati orang, suaranya agak ramai apabila didekati dan diberimakan, nafsu makannya baik dan aktf mencari makan sepanjang hari, keluar kandangpagi-pagi dan baru masuk kandang setelah matahari terbenam. Ayam yang baik untukbibit juga berbulu mengkilap dan cerah. Ayam yang sehat dan normal dapat ditilikdengan melihat tanda-tanda fisiknya sebagai berikut:
1.      Bagian tubuh. Bangun tubuhnya tidak ada kelainan, selaras dan sesuai dengan
             jenis ayamnya.
2.      Pertulangan. Tulang harus kuat dan normal.
3.      Perototan. Otot gempal, padat, berisi dan tidak berlemak. Ini dapat diperkirakan dengan meraba tulang dada dan paha. Cara ini juga dapat diginakan untukmenafsirkan keadaan    umum tubuh, eksehatan dan gaya hidup ayam yangbersangkutan.
4.      Kulit. Keadaan kulit bila diraba terasa lembut, agak basah, dan tidak ada bagian yang rusak atau cacat. Warnanya segar dan mengkilap.
5.      Bulu. Bentuk bulu mencerminkan keadaan kulit, kesehatan dan gaya hidup ayam
bersangkutan. Bulu ayam yang haslus letaknya teratur pada tubuh, menghimpit rapat seolah-olah tidak ada ruang kosong diantara bulu-bulu tersebut. Bentuk dan besar bulu harus sesuai dengan jenis puspa ragam dari jenis ayam bersangkutan. Semkain mengkilap maka semakin kuat dan sehat ayam bersangkutan.
6.      Suhu badan. Suhu badan normal, sekitar 41-42 oC.
7.      Berat badan. Berat badan harus sesuai dengan jenis ayam bersangkutan.
8.      Kepala. Kepala berbentuk bulat panjang, tidak terlalu gepeng dan berbangun
kasar. Jengger kokoh dan kuat, tidak tipis dan tidak terlalu besar. Warnanya
merah menyala, agak mengkilap. Bila dipegang terasa hangat, lentur dan berjaringan halus. Gelang kuping dan daun telinga bentuknya bulat panjang atau jorong, warnanya tegas, tidak suram.
9.      Mata. Mata bewrbentuk bulat, agak melotot sedikit, membuka luas kurang lebih
di tengah pipi (samping kepala), bebas dari jarigan tubuh yang mengganggu penglihatan. Pemandangan cerah ceria, penuh perhatian, dan gemar melakukan. Ghelang mata segar, berwarna kuning kemerah-merahan dan tidak lemah. Selaput lender mata jernih, mengkilap, dan selalu basah. Selaput bening matajernih dan selalu basah.
10.  Leher. Jangan terlalu panjang dan terlalu pendek, kecuali jenis tertentu seperti pelung.
11.  Dada. Bentuk dada agak montok ke depan, lebar dan kuat. Leher dan dada harus
merupakan satu kesatuan yang kokoh. Tembolok terisi penuh, regang, tapi tidak terlalu keras.
12.  Badan dan tubuh bagian belakang. Badan agak panjang, lebar dan dalam. Hal ini
menandakan bahwa alat-alat tubuhnya berada pada posisi yang tepat dan
seharusnya. Tubuh bagian belakang harus penuh dan dalam. Tubuh belakang
ayam yang terbesar terletak terletak di belakang garis melintang antara kedua kaki
ayam. Punggung panjang, lebar, dan lurus. Punggung datar, tidak melengkung.
13.  Perut penelur. Perut penelur terletak dia natara di belakang garis melintang antara
kedua kaki, dengan jarak anatara kedua kaki cukup lebar. Jarak antara ujung
utlang dada dan tulang kelangkang sekitar 3 – 4 jari orang dewasa. Perut penelur
ini kalau diraba tarasa halus dan lunak seperti beludru, bentuknya bulat cembung.
14.  Sayap. Sayap harus normal dan kuat. Tidak boleh tergantung atau terkulai lemah,
harus menghimpit tepat pada badan.
15.  Dubur ayam yang sehat bentuknya lebar, bulat dan basah. Kulit di sekitar dubur
tidak berkerut atau berwarna kuning tua, tetapi keputih-putihan dan tidak kotor
oleh tahi ayam yang mongering. Bulu di sekitar dubur kering dan bersih.
16.  Kaki. Kaki harus kuat dan kokoh. Tidak terlalu besar atau kecil. Jari-jarinya
menghampar, dengan bentuk kuku tidak terlalu panjang atau bengkok. Taji tidak
panjang tetapi kuat. Sisik kaki menghimpit rata, tersusun teratur, dan keadaannya
licin mengkilap. Warna sesuai dengan jenis ayam bersangkutan.
17.  Ekor. Ekor terbangun sesuai dengan jenis ayamnya. Bulu pangkal sampai
ujungnya tidak cacat.



2.4. Manajemen Pemeliharaan

Dalam usaha peternakan ayam kampong dengan tujuan untuk menghasilkan telur, yang penting diperhatikan adalah perihal manajemen. Manajemen ini meliputi pemberian pakan dan minum, kebersihan dan kesehatan kandang, pemanenan dan pemasaran. Manajemen pakan dan minum harus memperhatikan pula kebutuhan nutrisi ayam petelur. Air dan pakan yang diberikan secara benar agar dapat terjamin kebutuhan nutrisinya. Kecukupan akan pakan menghidarkan ayam dari stress dan terjaganya produksi telurnya. Kebersihan dan kesehatan kandang akan membawa ayam pada kondisi nyaman sehingga menhindari stress. Kandang dan lingkungannya yang bersih juga menghidari adanya kontaminasi mikroba, serangan hama dan penyakit ternak. Pemanenan telur yang dihasilkan harus bersih dan terhindar dari kotoran yang terdapat didalam kandang. Hal ini untuk menjamin mutu telur yang dihasilkan. Namun demikian, pemanenan tidak juga harus terlalu sering karena dapat menyebabkan ayam stress.


2.5. Cara Mencegah Berbagai Penyakit Ayam Kampung

Masalah serius dari peternakan ayam kampung adalah timbulnya berbagai penyakit. Seiring dengan musim kemarau yang berkempanjangan tentu akan menimbulkan berbagai penyakit pula. Untuk itu langkah terbaik dalam beternak ayam adalah mencegah berbagai penyakit ayam. Dengan mencegah akan lebih baik dari pada mengobati. Adapun cara mencegah penyakit pada ayam kampung adalah sebagai berikut :


1. Berilah abu atau bahan lain yang dapat menyerap air dari kotoran ayam. Letakkan dimana terdapat penumpukan kotoran ayam. Biasanya di bawah tempat bertengger atau di bawah sarang bertelur. Cara ini dilakukan dengan maksud mengurangi kelembaban atau air pada kotoran. Sehingga virus dan bakteri tidak akan berkembang. Bahan lain yang dapat digunakan adalah kapur atau gamping. Bila ingin dijadikan kompos taruh kulit padi atau gabah. Usahakan lantai atau litter dalam keadaan kering.

2. Di dalam kandang usahakan udara dapat keluar masuk dengan bebas.
Artinya usahakan kandang memiliki ventilasi atau saluran udara yang cukup. Dengan demikian udara atau bahkan penyakit dapat bersirkulasi dengan baik. Cara ini dimaksudkan untuk ayam mendapat udara yang selalu baru dan dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit. Kandang yang terlalu tertutup atau bahkan redup akibat kurangnya udara dan cahaya yang cukup mengakibatkan ayam kurang nafsu makan.

3. Gantilah air setiap paling lama 2-3 hari 1X.
Air harus dalam keadaan yang bersih dan bebas dari tanah atau kotoran ayam. Biasanya untuk kandang model litter akan rawan terhadap air kotor. Jadi pastikan air selalu diganti. Air yang bersih mengurangi tersumbatnya hidung ayam karena biasanya ayam akan mencelupkan paruhnya sampai ke hidungnya. Dengan begitu penyakit dapat dicegah terutama untuk pernapasan.

4. Sarang bertelur (induk) bisanya adalah tempat yang selalu kotor.
Terutama setelah menetas, biasanya akan timbul hewan kecil seperti merki (dalam bahasa jawa). Untuk itu sarang hanya 1x pakai, bakar sarang tersebut dan ganti dengan yang baru. Tidak hanya itu, sarang bertelur yang pada umumnya lembab akan muncul nyamuk yang juga bersarang di bawahnya. Semprotlah dengan desinfektan atau air daun sirih untuk pencegahan timbulnya penyakit.

5. Pisahkan ayam yang sakit atau isolasikan ke tempat yang jauh dari ayam-ayam sehat.Dengan mengisolasi ayam yang sakit akan memutus rantai penularan bibit penyakit ayam. Ayam yang sakit biasanya akan berakibat dengan perkembangannya. Untuk itu cara penanggulangannya adalah mengobati dan memacu pertumbuhannya. Dengan kata lain saat ayam yang sakit kita pisahkan langkah yang kita lakukan adalah mengobati penyakit dan memacu dari pakan agar mengejar pertumbuhan dari ayam-ayam yang sehat.

6. Jangan membeli ayam yang sakit!
Ayam yang sakit biasanya didapat dari hasil transportasi atau dari penjual ayam. Untuk itu bila terlanjur dibeli usahakan jangan ditaruh di kandang dahulu. Isolasikan setiap ayam baru sebelum ditaruh di kandang bersama ayam lama meski berada di kandang yang berbeda. Dengan adanya ayam baru yang sakit merupakan langkah awal munculnya penyakit.

7. Karakter asli ayam kampung adalah mengais atau menceker-ceker tanah dengan kakinya.Dengan begitu kaki ayam menjadi rawan tercemarnya penyakit. Banyak penyakit dimulai dari kaki kotor seperti bubul ayam. Bila kaki ayam kotor atau sakit bubul ayam semprotlah dengan air garam dan bawang putih.

8. Cegah datangnya penyakit dengan menghindari tergenangnya air di kandang ayam.
Air yang menggenang atau kelembaban yang berlebih dapat menjadi sarang berbagai penyakit atau nyamuk yang dapat merugikan ayam di dalam kandang. Kelembaban di dalam kandang yang berlebih mengakibatkan ayam kurang bergerak lincah dan ayam hanya merenung.



9. Kubur ayam yang mati.
Biasanya malah di bakar, tapi menurut kami ayam yang dibakar menjadi pembawa atau penyebar penyakit karena udara yang dihasilkan dari pembakaran ayam yang mati. Dengan mengubur ayam maka tidak akan menimbulkan penyakit namun malah kebalikannya yaitu sebagai pupuk. Kuburlah ayam yang mati di sekitar pohon seperti pisang dan lainnya.

10. Usahakan membersihkan kandang ayam setiap hari.
Sapulah kotoran ayam dengan sapu lidi dan pinggirkan kotoran ayam. Kotoran yang menumpuk di kandang akan menyebabkan bau yang menyengat dan hidupnya bibit penyakit.

11. Berilah tanaman sebagai penyejuk di sekitar kandang.
Ada banyak pilihan yang dapat kita gunakan. Misalnya tanaman anti serangga, dan lainnya. Dengan cara ini dimaksudkan memberi sejuk kandang dan menyerap bibit penyakit. Tanaman ditempatkan di pinggir kandang dan usahakan tanaman yang ada di kandang adalah tanaman yang apabila dimakan ayam akan aman. Seperti sifat ayam yang akan memakan dedaunan di sekitarnya.

12. Pisahkan antara tempat bertengger/nangkring dari tempat bertelur.
Jika sarang bertelur dekat dengan tempat bertengger maka kotoran akan jatuh pada sarang ayam yang dapat merugikan ayam terutama telur yang dierami tersebut.

BAB III
PENUTUP


3.1. kesimpulan

 Dari penjelasan yang telah tersaji kita dapat mengetahui cara-cara memilih lokasi yang baik,tujuan berternak,dan cara memilih indukan dan bibit yang baik yang nantinya dapat memberikan hasil yang positif pada saat kita berternak ayam dan terutama ayam kampung dan disamping itu kita juga dapat mengetahui cara mencegah dan mengobati ayam hal itulah yang sangat diutamakan saat berternak agar kita tidak mengalami kerugian yang sangat besar.

3.2. saran

Apakah kalian pernah memcicipi rasanya daging ayam kampung pasti sangat nikmat..! maka dari itu para perternak ayam kampung harus diberikan bantuan yang nantinya dapat mengembangkan ayam kampung dan peneliti-peneliti dapat pula mengembangkan bibit unggul yang perkembanganya hingga siap potong tidak memerlukan waktu yang lama. Seperti yang kita ketahui pertumbuhan ayam kampung lebih lambat dari pada ayam pedaging.

Daftar pustaka
Jurnal Urip Santoso , UripSantoso.wordpress.com
Rasyaf, M. 1995. Beternak Ayam Kampung. Penebar Swadaya, Jakarta. Sarwono, B.
1988. Ragam Ayam Piaraan. Penebar Swadaya, Jakarta.
http://korek12.blogspot.com/2013/01/cara-mencegah-berbagai-penyakit-ayam.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar