KARYA ILMIAH
PELUANG BISNIS TERNAK
AYAM KAMPUNG
Oleh :
Priatna santoro
/16513914
Kata
Pengantar
Pada awalnya
kemunculan ayam kampung telah lama
diternak di Malaysia
dan negara-negara dunia ketiga lain. Dengan datangnya pedagang-pedagang luar
khususnya pedagang dari Negara China
ini yang membawa ayam yang dinamakan Canton
telah dikawinkan dengan ayam di lokal maka lahirlah generasi kedua ayam kampung
ini. Pada zaman penjajahan Inggeris
di tanah Melayu
pula mereka membawa dari negara Eropa
maka dikawinkan dengan ayam-ayam yang terdapat di sini.. Ayam ini memiliki
potensi yang sudah terbukti, mampu member kontribusi bagi pemenuhan kebutuhan
keluarga, setidaknya sebagai penghasil daging dan telur.
Kebanyakan ayam kampung yaitu sebagai
penghasil daging dan telur. tergantung bagaimana tujuan peternak memamfaatkanya
dengan cara apa untuk mendapatkan hasil dri berternak ayam tersebut. Ayam
kampung merupakan hasil domestikasi ayam hutan merah selamaberabad-abad. Ayam
kampung yang ada di Indonesia morfologinya (bentuk-bentuk fisik)sangat beragam,
sulit sekali dibedakan dan dikelompokkan ke dalam klasifikasi tertentu.Karena
tidak memiliki ciri yang khusus dan tidak adanya ketentuan tujuan dan arahusaha
peternakannya, ayam kampung dinamakan juga sebagai ayam buras (bukan ras),untuk
membedakan dengan ayam yang sudah jelas tujuan dan arah usahanya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Banyaknya
permintaan akan telur dan daging pada saat ini mampu menghadirkan peluang
bisnis yang sangat menggiurkan yang tentu sangat menguntungkan. Dan telur ayam
kampung pun memiliki permintaan pasar yang cukup besar yang terkadang perternak
tak mampu memenuhinya dan tentu juga dengan daginya dipasaran pun harga telur
dan daging ayam kampung sangat berbeda jauh dengan harga ayam pedaging
maka dari itu saya akan membahas lebih
jauh tentang cara berternak ayam kampung dan telurnya.
1.2. Rumusan masalah
Untuk memfokuskan makalah ini penulis
dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
a. Memilih
lokasi yang baik dalam berternak?
b. Menentukan
tujuan berternak!
c. Syarat-syarat
apa sajakah yang harus dipenuhi dalam berternak?
d. Bagaimanakah
cara memilih bibit yang baik?
e. Bagaimanakah
cara menagani penyakit pada ayam?
1.3.Tujuan penulisan
a. Agar
masyarakt mampu menangkap peluang bisnis ayam kampung dan dapat
membudidayakanya.
b. Agar
masyarakat dapat mengetahui cara-cara memilih lokasi yang baik agar tidak
menganggu lingkungan sekitar.
c. Agar
masyarakat mengetahui cara memilih indukan dan bibit yang baik.
d. Agar
masyarakat mengetahui bagaimana cara mencegah dan mengobati penyakit pada ayam.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Menentukan Tujuan
Dalam beternak
ayam kampung ada hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum memulai,
diantaranya. adalah penetapantujuan beternak, apakah sebagai penghasil daging
atau penghasil telur. Penentuan tujuanini penting karena akan menentukan cara
memelihara dan manajemennya, termasuk dalam pemilihan induk untuk bibitnya.
Selain menentukan tujuan komoditas yang akan diproduksi, penentuan maksud
beternak juga penting. Setidaknya ada 3 maksud dan tujuan orang beternak ayam
kampung, yaitu beternak hanya sekedar mengisi waktu luang dan beternak sebagai
sumber penghasilahan keluarga. Bila beternak hanya untuk mengisi
waktu luang,
maka kepuasan yang dicapai adalah kepuasan mengisi waktu dengan kesibukan sehari-hari mengurus ternak. Kepuasan tersebut
memberikan nilai tersendiri, terutama bagi yang sudah pension. Selain kepuasan
tersebut, beternak juga menambah hasil berupa telur atau anak ayam atau daging
walaupun ini bukanlah target utama dari beternak. Maksud dan tujuan yang kedua
adalah beternak sebagai usaha penghasilpendapatan. Bila tujuan ini sudah
ditetapkan maka usaha peternakan ayam kampung yangdijalankan akan menerapkan
kaidah-kaidah usaha. Keuntungan berupa ekonomimerupakan target utama yang harus
dihasilkan. Kepuasan peternak akan ditentukandengan seberapa banyak nilai
ekonomi yang dihasilkan dari peternakan yang dijalankan.
2.2.
Menentukan Lokasi
Beternak ayam
kampung petelur juga harus memenuhi syarat teknis lokasi sebagaimana
beternak ternak
lainnya. Bila ternak dipelihara dalam jumlah yang besar maka akan dapat
menimbulkan
gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Gangguan dapat berupa suara
ayam, kotoran
ayam, pakan dan lalulintas pengangkutan produksi dan sarana produksi.
Selain itu,
ternak yang dipelihara juga harus memenuhi criteria kenyamanan lingkungan
sehingga tidak
mudah mengalami stress, mudah terjangkit penyakit dan sebagainya.
Syarat-syarat
lokasi dalam beternak ayam kampung petelur adalah:
1.
.Lokasi tidak jauh dari pemasaran hasil
dan sumber-sumber factor produksi. Jika
keduanya tidak bisa diperoleh secara
bersamaan maka yang diutamakan adalah dekatdengan sumber factor produksi. Bila
jauh dengan pemasaran, ada kemungkinan pembelimengambil sendiri ke lokasi
peternakan.
2.
Lokasi harus jauh dari keramaian, tetapi
ada jalur transportasi dan komunikasi. Keramaian akan mengganggu ternak dan
sebaliknya.Sedangkan jalur transportasi adalah untuk memudahkan pemasaran hasil
dan penyediaanfactor produksi.
3.
Lokasi seharusnya memenuhi aturan
tataguna lahan dari pemerintahdaerah setempat. Hal ini perlu karena kawasan
akan terus berkembang sesuai
denganperuntukannya.
Jangan sapai peternak memilih lokasi yang
peruntukkannya
ke depansebagai pusat perkantoran atau pemukima.
4.
Lokasi hendaknya mempunyai
sumbersumberair bersih yang cukup, tidak di bawah lembah atau di atas bukit.
2.3
Pemilihan Bibit
Sekalipun ayam
kampung tidak memiliki ciri khas dalam hal bentuk badan dan warnabulunya, bila
dipelihara secara teratur dan terarah, ayam kampung akan memberikan hasilyang
cukup baik. Sebaiknya dalam beternak dan mengembangbiakkan ayam kampungpetelur
ini, terlebih dahulu dilakukan pemilihan/seleksi bibit/induk dengan
seksama.Pemilihan bibit dapat dilakukan dengan memilih calon indukan yang
sejenis, yaitu bentukbadan seragam, besar kecilnya seukuran dan umurnya tidak
terpaut jauh. Sebaiknya calon
induk telah
berumur paling tidak 7 bulan. Calon bibit tersebut sebaiknya secara
turuntemurun memiliki sifat-sifat pembawaan yang baik dan sehat, tidak terdapat
bagian tubuhyang cacat, berasal dari kelompok atau kawanan ayam yang terpilih,
pertumbuhanbadannya baik dan hasil telurnya banyak. Calon bibit yang baik memiliki
beberapa sifatyang khas. Di antaranya adalah tingkah lakunya yang gembira,
gerakannya kuat dantangkas, tidak taku didekati orang, suaranya agak ramai
apabila didekati dan diberimakan, nafsu makannya baik dan aktf mencari makan
sepanjang hari, keluar kandangpagi-pagi dan baru masuk kandang setelah matahari
terbenam. Ayam yang baik untukbibit juga berbulu mengkilap dan cerah. Ayam yang
sehat dan normal dapat ditilikdengan melihat tanda-tanda fisiknya sebagai
berikut:
1. Bagian
tubuh. Bangun tubuhnya tidak ada kelainan, selaras dan sesuai dengan
jenis ayamnya.
2. Pertulangan.
Tulang harus kuat dan normal.
3. Perototan.
Otot gempal, padat, berisi dan tidak berlemak. Ini dapat diperkirakan dengan
meraba tulang dada dan paha. Cara ini juga dapat diginakan untukmenafsirkan
keadaan umum tubuh, eksehatan dan gaya
hidup ayam yangbersangkutan.
4. Kulit.
Keadaan kulit bila diraba terasa lembut, agak basah, dan tidak ada bagian yang
rusak atau cacat. Warnanya segar dan mengkilap.
5. Bulu.
Bentuk bulu mencerminkan keadaan kulit, kesehatan dan gaya hidup ayam
bersangkutan. Bulu ayam yang haslus
letaknya teratur pada tubuh, menghimpit rapat seolah-olah tidak ada ruang
kosong diantara bulu-bulu tersebut. Bentuk dan besar bulu harus sesuai dengan
jenis puspa ragam dari jenis ayam bersangkutan. Semkain mengkilap maka semakin
kuat dan sehat ayam bersangkutan.
6. Suhu
badan. Suhu badan normal, sekitar 41-42 oC.
7. Berat
badan. Berat badan harus sesuai dengan jenis ayam bersangkutan.
8. Kepala.
Kepala berbentuk bulat panjang, tidak terlalu gepeng dan berbangun
kasar.
Jengger kokoh dan kuat, tidak tipis dan tidak terlalu besar. Warnanya
merah menyala, agak mengkilap. Bila
dipegang terasa hangat, lentur dan berjaringan halus. Gelang kuping dan daun
telinga bentuknya bulat panjang atau jorong, warnanya tegas, tidak suram.
9. Mata.
Mata bewrbentuk bulat, agak melotot sedikit, membuka luas kurang lebih
di tengah pipi (samping kepala), bebas
dari jarigan tubuh yang mengganggu penglihatan. Pemandangan cerah ceria, penuh
perhatian, dan gemar melakukan. Ghelang mata segar, berwarna kuning
kemerah-merahan dan tidak lemah. Selaput lender mata jernih, mengkilap, dan
selalu basah. Selaput bening matajernih dan selalu basah.
10. Leher.
Jangan terlalu panjang dan terlalu pendek, kecuali jenis tertentu seperti pelung.
11. Dada.
Bentuk dada agak montok ke depan, lebar dan kuat. Leher dan dada harus
merupakan satu kesatuan yang kokoh.
Tembolok terisi penuh, regang, tapi tidak terlalu keras.
12. Badan
dan tubuh bagian belakang. Badan agak panjang, lebar dan dalam. Hal ini
menandakan
bahwa alat-alat tubuhnya berada pada posisi yang tepat dan
seharusnya.
Tubuh bagian belakang harus penuh dan dalam. Tubuh belakang
ayam
yang terbesar terletak terletak di belakang garis melintang antara kedua kaki
ayam.
Punggung panjang, lebar, dan lurus. Punggung datar, tidak melengkung.
13. Perut
penelur. Perut penelur terletak dia natara di belakang garis melintang antara
kedua
kaki, dengan jarak anatara kedua kaki cukup lebar. Jarak antara ujung
utlang
dada dan tulang kelangkang sekitar 3 – 4 jari orang dewasa. Perut penelur
ini
kalau diraba tarasa halus dan lunak seperti beludru, bentuknya bulat cembung.
14. Sayap.
Sayap harus normal dan kuat. Tidak boleh tergantung atau terkulai lemah,
harus
menghimpit tepat pada badan.
15. Dubur
ayam yang sehat bentuknya lebar, bulat dan basah. Kulit di sekitar dubur
tidak
berkerut atau berwarna kuning tua, tetapi keputih-putihan dan tidak kotor
oleh
tahi ayam yang mongering. Bulu di sekitar dubur kering dan bersih.
16. Kaki.
Kaki harus kuat dan kokoh. Tidak terlalu besar atau kecil. Jari-jarinya
menghampar,
dengan bentuk kuku tidak terlalu panjang atau bengkok. Taji tidak
panjang
tetapi kuat. Sisik kaki menghimpit rata, tersusun teratur, dan keadaannya
licin
mengkilap. Warna sesuai dengan jenis ayam bersangkutan.
17. Ekor.
Ekor terbangun sesuai dengan jenis ayamnya. Bulu pangkal sampai
ujungnya
tidak cacat.
2.4.
Manajemen Pemeliharaan
Dalam usaha
peternakan ayam kampong dengan tujuan untuk menghasilkan telur, yang penting
diperhatikan adalah perihal manajemen. Manajemen ini meliputi pemberian pakan
dan minum, kebersihan dan kesehatan kandang, pemanenan dan pemasaran. Manajemen
pakan dan minum harus memperhatikan pula kebutuhan nutrisi ayam petelur. Air
dan pakan yang diberikan secara benar agar dapat terjamin kebutuhan nutrisinya.
Kecukupan akan pakan menghidarkan ayam dari stress dan terjaganya produksi
telurnya. Kebersihan dan kesehatan kandang akan membawa ayam pada kondisi
nyaman sehingga menhindari stress. Kandang dan lingkungannya yang bersih juga
menghidari adanya kontaminasi mikroba, serangan hama dan penyakit ternak.
Pemanenan telur yang dihasilkan harus bersih dan terhindar dari kotoran yang
terdapat didalam kandang. Hal ini untuk menjamin mutu telur yang dihasilkan.
Namun demikian, pemanenan tidak juga harus terlalu sering karena dapat
menyebabkan ayam stress.
2.5. Cara
Mencegah Berbagai Penyakit Ayam Kampung
Masalah serius dari peternakan ayam kampung adalah timbulnya
berbagai penyakit. Seiring dengan musim kemarau yang berkempanjangan tentu akan
menimbulkan berbagai penyakit pula. Untuk itu langkah terbaik dalam beternak
ayam adalah mencegah berbagai penyakit ayam. Dengan mencegah akan lebih
baik dari pada mengobati. Adapun cara mencegah penyakit pada ayam kampung
adalah sebagai berikut :
1. Berilah abu atau bahan lain yang
dapat menyerap air dari kotoran ayam. Letakkan dimana terdapat penumpukan
kotoran ayam. Biasanya di bawah tempat bertengger atau di bawah sarang
bertelur. Cara ini dilakukan dengan maksud mengurangi kelembaban atau air pada
kotoran. Sehingga virus dan bakteri tidak akan berkembang. Bahan lain yang
dapat digunakan adalah kapur atau gamping. Bila ingin dijadikan kompos taruh
kulit padi atau gabah. Usahakan lantai atau litter dalam keadaan kering.
2. Di dalam kandang usahakan udara
dapat keluar masuk dengan bebas.
Artinya usahakan kandang memiliki
ventilasi atau saluran udara yang cukup. Dengan demikian udara atau bahkan
penyakit dapat bersirkulasi dengan baik. Cara ini dimaksudkan untuk ayam
mendapat udara yang selalu baru dan dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit.
Kandang yang terlalu tertutup atau bahkan redup akibat kurangnya udara dan
cahaya yang cukup mengakibatkan ayam kurang nafsu makan.
3. Gantilah air setiap paling lama
2-3 hari 1X.
Air harus dalam keadaan yang bersih
dan bebas dari tanah atau kotoran ayam. Biasanya untuk kandang model litter
akan rawan terhadap air kotor. Jadi pastikan air selalu diganti. Air yang
bersih mengurangi tersumbatnya hidung ayam karena biasanya ayam akan
mencelupkan paruhnya sampai ke hidungnya. Dengan begitu penyakit dapat dicegah
terutama untuk pernapasan.
4. Sarang bertelur (induk) bisanya
adalah tempat yang selalu kotor.
Terutama setelah menetas, biasanya
akan timbul hewan kecil seperti merki (dalam bahasa jawa). Untuk itu sarang
hanya 1x pakai, bakar sarang tersebut dan ganti dengan yang baru. Tidak hanya
itu, sarang bertelur yang pada umumnya lembab akan muncul nyamuk yang juga
bersarang di bawahnya. Semprotlah dengan desinfektan atau air daun sirih untuk pencegahan timbulnya penyakit.
5. Pisahkan ayam yang sakit atau
isolasikan ke tempat yang jauh dari ayam-ayam sehat.Dengan mengisolasi ayam
yang sakit akan memutus rantai penularan bibit penyakit ayam. Ayam yang sakit
biasanya akan berakibat dengan perkembangannya. Untuk itu cara
penanggulangannya adalah mengobati dan memacu pertumbuhannya. Dengan kata lain
saat ayam yang sakit kita pisahkan langkah yang kita lakukan adalah mengobati
penyakit dan memacu dari pakan agar mengejar pertumbuhan dari ayam-ayam yang
sehat.
6. Jangan membeli ayam yang sakit!
Ayam yang sakit biasanya didapat
dari hasil transportasi atau dari penjual ayam. Untuk itu bila terlanjur dibeli
usahakan jangan ditaruh di kandang dahulu. Isolasikan setiap ayam baru sebelum
ditaruh di kandang bersama ayam lama meski berada di kandang yang berbeda.
Dengan adanya ayam baru yang sakit merupakan langkah awal munculnya penyakit.
7. Karakter asli ayam kampung adalah
mengais atau menceker-ceker tanah dengan kakinya.Dengan begitu kaki ayam
menjadi rawan tercemarnya penyakit. Banyak penyakit dimulai dari kaki kotor
seperti bubul ayam. Bila kaki ayam kotor atau sakit bubul ayam semprotlah
dengan air garam dan bawang putih.
8. Cegah datangnya penyakit dengan
menghindari tergenangnya air di kandang ayam.
Air yang menggenang atau kelembaban yang berlebih dapat menjadi sarang berbagai penyakit atau nyamuk yang dapat merugikan ayam di dalam kandang. Kelembaban di dalam kandang yang berlebih mengakibatkan ayam kurang bergerak lincah dan ayam hanya merenung.
Air yang menggenang atau kelembaban yang berlebih dapat menjadi sarang berbagai penyakit atau nyamuk yang dapat merugikan ayam di dalam kandang. Kelembaban di dalam kandang yang berlebih mengakibatkan ayam kurang bergerak lincah dan ayam hanya merenung.
9. Kubur ayam yang mati.
Biasanya malah di bakar, tapi
menurut kami ayam yang dibakar menjadi pembawa atau penyebar penyakit karena
udara yang dihasilkan dari pembakaran ayam yang mati. Dengan mengubur ayam maka
tidak akan menimbulkan penyakit namun malah kebalikannya yaitu sebagai pupuk.
Kuburlah ayam yang mati di sekitar pohon seperti pisang dan lainnya.
10. Usahakan membersihkan kandang
ayam setiap hari.
Sapulah kotoran ayam dengan sapu
lidi dan pinggirkan kotoran ayam. Kotoran yang menumpuk di kandang akan
menyebabkan bau yang menyengat dan hidupnya bibit penyakit.
11. Berilah tanaman sebagai penyejuk
di sekitar kandang.
Ada banyak pilihan yang dapat kita
gunakan. Misalnya tanaman anti serangga, dan lainnya. Dengan cara ini
dimaksudkan memberi sejuk kandang dan menyerap bibit penyakit. Tanaman ditempatkan
di pinggir kandang dan usahakan tanaman yang ada di kandang adalah tanaman yang
apabila dimakan ayam akan aman. Seperti sifat ayam yang akan memakan dedaunan
di sekitarnya.
12. Pisahkan antara tempat bertengger/nangkring dari tempat
bertelur.
Jika sarang bertelur dekat dengan tempat bertengger maka
kotoran akan jatuh pada sarang ayam yang dapat merugikan ayam terutama telur
yang dierami tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1. kesimpulan
Dari penjelasan yang
telah tersaji kita dapat mengetahui cara-cara memilih lokasi yang baik,tujuan
berternak,dan cara memilih indukan dan bibit yang baik yang nantinya dapat
memberikan hasil yang positif pada saat kita berternak ayam dan terutama ayam
kampung dan disamping itu kita juga dapat mengetahui cara mencegah dan mengobati
ayam hal itulah yang sangat diutamakan saat berternak agar kita tidak mengalami
kerugian yang sangat besar.
3.2. saran
Apakah kalian pernah memcicipi rasanya daging ayam kampung
pasti sangat nikmat..! maka dari itu para perternak ayam kampung harus
diberikan bantuan yang nantinya dapat mengembangkan ayam kampung dan
peneliti-peneliti dapat pula mengembangkan bibit unggul yang perkembanganya
hingga siap potong tidak memerlukan waktu yang lama. Seperti yang kita ketahui
pertumbuhan ayam kampung lebih lambat dari pada ayam pedaging.
Daftar
pustaka
Jurnal Urip
Santoso , UripSantoso.wordpress.com
Rasyaf, M. 1995.
Beternak Ayam Kampung. Penebar Swadaya, Jakarta. Sarwono, B.
1988. Ragam Ayam
Piaraan. Penebar Swadaya, Jakarta.
http://korek12.blogspot.com/2013/01/cara-mencegah-berbagai-penyakit-ayam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar