TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
DAN
PENGHUNINYA
Oleh :
Priatna santoro
/16513914
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Apakah kalian sadar sebelumnya betapa
luasnya alam semesta ini yang telah kita diami.Mungkin memang belum banyak
yang mengetahuinya tentang hal tersebut
dan kamu tentu masih sangat sulit
membayangkan betapa besar ukuran alam semesta ini dan seisinya. Dan bayangkan
betapa kecilnya dirimu dan sangat rapuhnya dirimu di alam semesta ini. Jika kau ingin mencoba membayangkan betapa
luasnya alam semesta ini cobalah kau mengukur jarak . contoh. Coba kau bayangkan jarak jika dirimu
tinggal dikota bekasi dan kau ingin pergi ke kota jakarta dan tujuanya adalah
monumen nasional ( monas ). Yang terdapat di pusak ibu kota. Pasti setidaknya
kau akan menyadari betapa sangat cukup jauh jaraknya dan saat kau berfikir
sangat jauh jaraknya pasti kau akan berfikir sangat luasnya alam semesta ini.
1.2. Rumusan Masalah
Untuk memfokuskan makalah ini penulis
dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
terbentuknya alam semesta ?
2.proses terbentuknya alam semesta ?
3. Bagaimanakah
bentuk alam semesta ?
4. Seperti
apakah kehidupan yang terjadi dibumi ?
5. seperti apakah susunan tata surya
yang ada dialam semesta ?
1.3.Tujuan Penulisan
Penulis makalah
ini memilih beberapa tujuan antara lain adalah :
1. Untuk
mengetahui/memahami proses terciptanya alam semesta serta terjadinya kehidupan
di muka bumi.
2. agar
pengetahuan kita dapat lebih luas lagi terutama tentang tata surya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. terbentuknya alam semesta
Setelah
terjadinya ledakan (big Bang), terjadilah semacam bencana alam semesta (cosmic
cataclysm). Alam semesta dipenuhi oleh bola-bola api yang sangat panas dan
padat. Dari bola-bola api inilah kemudian terbentuk partikel-partikel dasar dan
muatan-muatan energi, dari muatan-muatan energi ini kemudian terbentuk
daya-daya kekuatan di alam semesta. Daya kekuatan alam yang diperkirakan
pertama kali terbentuk adalah daya gravitasi, kemudian daya nuklir serta daya
electromagnetis.
Partikel-partikel
dasar yaitu elektron, proton, neutron dan lain-lain saling bertabrakan kemudian
membentuk proton dan neutron. Selama masa ini sebagian besar energi masih
berbentuk radiasi (percikan-percikan cahaya dari bola-bola api).
Alam semesta
terus mengembang dan perlahan-lahan mulai mendingin. Pada tahap ini, inti atom
hidrogen, helium dan litium mulai membentuk. Tahap selanjutnya alam semesta
mulai memasuki tahap suhu yang cukup dingin sehingga partikel-partikel elektron
yang bermuatan negatif dapat berkait dan menyatu dengan inti-inti atom hidrogen
dan helium yang bermuatan positif untuk kemudian membentuk atom-atom yang
netral.
Karena alam
semesta terus membesar, kepadatannya otomatis semakin berkurang dan suhunya
juga semakin mendingin.
Proses
pengembangan alam semesta terus berlanjut dengan tingkat kecepatan yang tinggi.
Daya gravitasi mulai mempengaruhi tingkat kepadatan gas-gas yang terbentuk
akibat Big Bang, sehingga menciptakan
gumpalan-gumpalan awan gas. Saat gumpalan-gumpalan ini semakin memadat, inti
gumpalan gas tersebut juga bertambah padat berlipat-lipat dengan suhu yang juga
terus meningkat panas sampai akhirnya menyala sebagai bentuk awal sebuah
bintang. Saat semua kantong-kantong gas mengalami proses serupa maka kelompok
bintang-bintang muda ini membentuk menjadi sebuah gugusan bintang (galaksi).
Seluruh proses di atas, dari Big Bang hingga terbentuknya planet, bintang serta
galaksi berlangsung dalam kurun waktu milyaran tahun.Seperti halnya proses
pembentukan bintang-bintang yang lain, bintang kita, yang kita kenal dengan
nama Matahati (sun) juga terbentuk dari gumpalan atau kantong awan gas.
Gumpalan awan gas yang berbentuk piringan yang sangat luas ini beterbangan
berputar-putar. Bagian tengahnya mulai padat dan memanas untuk kemudian menyala
menjadi bintang sementara materi sisa disekelilingnya saling bertumbukan,
menyatu dan menggumpal membentuk planet-planet, bulan-bulan dan asteroid. Bumi
yang merupakan bagian kecil dari material yang menggumpal ini menjadi planet ke
tiga. Dengan suhunya yang relatif lebih dingin, memungkinkan terbentuknya
atmosfer pendukung kehidupan.
b. Terbentuknya
Materi Padat
Setelah big
bang sampai 300.000 tahun kemudian, bentuk materi masih berupa gas. Dari
gumpalan-gumpalan gas ini selanjutnya bintang-bintang berukuran sangat besar mulai
terbentuk tetapi hanya berusia pendek karena kemudian meledak (supernova).
Setelah meledak gas-gasnya menggumpal lagi, menjadi padat, kemudian menyala dan
terbentuk bintang-bintang lagi yang berukuran lebih kecil,
meledak
kembali, demikian terus menerus untuk beberapa kali sampai akhirnya terbentuk
materi-materi berat di inti bintang-bintang yang meledak. Materi-materi padat
inilah yang kemudian membentuk benda-benda di alam semesta seperti yang
sekarang ini seperti planet-planet dll bahkan unsur-unsur pembentuk tubuh kita
sebagian besar dari materi-materi berat ini.
Jadi,
materi-materi padat dibentuk di dalam inti bintang melalui proses fusi nuklir
(peleburan / penyatuan materi nuklir) dan dimulai dari materi-materi ringan
seperti hidrogen dan helium. Sementara materi-materi yang lebih berat seperti
karbon, oksigen, nitrogen hingga besi dibentuk di dalam inti bintang karena
memang suhu dan tekanannya lebih memungkinkan. Materi-materi ini terlempar ke
luar angkasa saat bintang-bintang tersebut meledak.
2.2. hipotesis ”keadaan stabil”
Teori Dentuman
Besar dengan cepat diterima luas oleh dunia ilmiah karena bukti-bukti yang
jelas. Namun, para ahli astronomi yang memihak materialisme dan setia pada
gagasan alam semesta tanpa batas yang dituntut paham ini menentang Dentuman
Besar dalam usaha mereka mempertahankan doktrin fundamental ideologi mereka.
Alasan mereka dijelaskan oleh ahli astronomi Inggris, Arthur Eddington, yang
berkata, “Secara filosofis, pendapat tentang permulaan yang tiba-tiba dari
keter-aturan alam sekarang ini bertentangan denganku.
Ahli astronomi
lain yang menentang teori Dentuman Besar adalah Fred Hoyle. Sekitar pertengahan
abad ke-20 dia mengemukakan sebuah model baru yang disebutnya “keadaan-stabil”,
yang tak lebih suatu per-panjangan gagasan abad ke-19 tentang alam semesta
tanpa batas. Dengan menerima bukti-bukti yang tidak bisa disangkal bahwa jagat
raya mengembang, dia berpendapat bahwa alam semesta tak terbatas, baik dalam
dimensi maupun waktu. Menurut model ini, ketika jagat raya mengembang, materi
baru terus-menerus muncul dengan sendirinya dalam jumlah yang tepat sehingga
alam semesta tetap berada dalam “keadaan-stabil”. Dengan satu tujuan jelas
mendukung dogma “materi sudah ada sejak waktu tak terbatas”, yang merupakan
basis filsafat mate-rialis, teori ini mutlak bertentangan dengan “teori
Dentuman Besar”, yang menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan.
Pendukung teori keadaan-stabil Hoyle tetap berkeras menentang Dentuman Besar
selama bertahun-tahun. Namun, sains menyangkal mereka.
2.3. Evolusi alam semesta
Naluri manusia
selalu ingin mengetahui asal usul sesuatu, termasuk asal-usul alam semesta.
Berbagai hasil pengamatan dianalisis dengan dukungan teori-teori fisika untuk
mengungkapkan asal-usul alam semesta. Teori yang kini diyakini bukti-buktinya
menyatakan bahwa alam semesta ini bermula dari ledakan besar (Big Bang) sekitar
13,7 milyar tahun yang lalu. Semua materi dan energi yang kini ada di alam
terkumpul dalam satu titik tak berdimensi yang berkerapatan tak berhingga.
Tetapi ini jangan dibayangkan seolah olah titik itu berada di suatu tempat di
alam yang kita kenal sekarang ini. Yang benar, baik materi, energi, maupun
ruang yang ditempatinya seluruhnya bervolume amat kecil, hanya satu titik tak
berdimensi.
Tidak ada suatu
titik pun di alam semesta yang dapat dianggap sebagai pusat ledakan. Dengan
kata lain ledakan besar alam semesta tidak seperti ledakan bom yang meledak
dari satu titik ke segenap penjuru. Hal ini karena pada hakekatnya seluruh alam
turut serta dalam ledakan itu. Lebih tepatnya, seluruh alam semesta
mengembang tiba tiba secara serentak. Ketika itulah mulainya terbentuk materi,
ruang, dan waktu.
Materi alam
semesta yang pertama terbentuk adalah hidrogen yang menjadi bahan dasar bintang
dan galaksi generasi pertama. Dari reaksi fusi nuklir di dalam bintang
terbentuklah unsur-unsur berat seperti karbon, oksigen, nitrogen, dan besi.
Kandungan unsur-unsur berat dalam komposisi materi bintang merupakan salah satu
"akte" lahir bintang. Bintang-bintang yang mengandung banyak unsur
berat berarti bintang itu "generasi muda" yang memanfaatkan
materi-materi sisa ledakan bintang-bintang tua. Materi pembentuk bumi pun
diyakini berasal dari debu dan gas antar bintang yang berasal dari ledakan
bintang di masa lalu. Jadi, seisi alam ini memang berasal dari satu kesatuan.
Bukti-bukti
pengamatan menunjukkan bahwa alam semesta mengembang. Spektrum galaksi galaksi
yang jauh sebagian besar menunjukkan bergeser ke arah merah yang dikenal
sebagai red shift (panjang gelombangnya bertambah karena alam mengembang). Ini
merupakan petunjuk bahwa galaksi galaksi itu saling menjauh. Sebenarnya yang
terjadi adalah pengembangan ruang. Galaksi galaksi itu (dalam ukuran alam
semesta hanya dianggap seperti partikel partikel) dapat dikatakan menempati
kedudukan yang tetap dalam ruang, dan ruang itu sendiri yang sedang
berekspansi. Kita tidak mengenal adanya ruang di luar alam ini. Oleh karenanya
kita tidak bisa menanyakan ada apa di luar semesta ini.
Secara
sederhana, keadaan awal alam semesta dan pengembangannya itu dapat
diilustrasikan dengan pembuatan roti. Materi pembentuk roti itu semula
terkumpul dalam gumpalan kecil. Kemudian mulai mengembang. Dengan kata lain
"ruang" roti sedang mengembang. Butir butir partikel di dalam roti itu
(analog dengan galaksi di alam semesta) saling menjauh sejalan dengan
pengembangan roti itu (analog dengan alam).
Dalam ilustrasi
tersebut, kita berada di salah satu partikel di dalam roti itu. Di luar roti,
kita tidak mengenal adanya ruang lain, karena pengetahuan kita, yang berada di
dalam roti itu, terbatas hanya pada ruang roti itu sendiri. Demikian pulalah,
kita tidak mengenal alam fisik lain di luar dimensi "ruang waktu"
yang kita kenal.
Bukti lain
adanya pengembangan alam semesta di peroleh dari pengamatan radio astronomi.
Radiasi yang terpancar pada saat awal pembentukan itu masih berupa cahaya.
Namun karena alam semesta terus mengembang, panjang gelombang radiasi itu pun
makin panjang, menjadi gelombang radio. Kini radiasi awal itu dikenal sebagai
radiasi latar belakang kosmik (cosmic background radiation) yang dapat
dideteksi dengan teleskop radio.
2.4. Galaksi
Berdasarkan
Hipotesis Fowler, galaksi berawal dari suatu kabut gas pijar dengan massa yang
sangat besar. Kabut ini kemudian mengadakan kontraksi dan kondensasi sambil
terus berputar pada sumbunya. Ada massa yang tertinggal, yakni pada bagian luar
dari kabut pijar tadi. Massa itu juga mengadakan kontraksi dan kondensasi maka
terbentuklah gumpalan gas pijar yaitu bintang-bintang. Bagi yang bermassa besar
masih berupa kabut bintang. Dengan cara yang sama, bagian luar bintang yang
tertinggal juga mengadakan kondensasi sehingga terbentuklah planet. Demikian juga bagian planet
membentuk satelit bulan.
Bima Sakti atau Milky Way, berbentuk
seperti kue cucur. Matahari kita terletak kira-kira pada jarak 2/3, dihitung
dari pusat galaksi itu sampai ke tepiannya.
Tata surya
terdiri dari matahari sebagai pusat, benda-benda lain seperti planet, satelit,
meteor-meteor, komet-komet, debu dan gas antarplanet beredar mengelilinginya.
Teori-teori yang mendukung terbentuknya tata surya, antara lain Hipotesis
Nebular, Hipotesis Planettesimal, Teori Tidal, Teori Bintang Kembar, Teori
Creatio Continua dan Teori G.P. Kuiper.
2.5. Susunan tata
surya
Matahari kita
dikelilingi oleh sembilan planet. Empat buah yang dekat dengan Matahari disebut
planet dalam, yaitu Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Lima lainnya yang disebut
planet luar berada relatif jauh dengan Matahari dan umumnya besar-besar. Mereka
adalah Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.
Anggota. tata.
surya yang lain adalah:
1. Asteroida,
berbentuk semacam planet tetapi sangat kecil, bergaris tengah 500 mil,
jumlahnya lebih dari 2.000 buah dan terletak antara Mars dan Jupiter.
2. Komet atau
bintang berekor. Garis edarnya eksentrik, perihelionnya sangat dekat dengan
matahari, sedangkan aphelionnya sangat jauh, berupa bola gas pijar seperti
matahari.
3. Meteor,
merupakan batuan dingin yang terjadi akibat gaya tarik bumi sehingga masuk ke
atmosfer menjadi pijar karena bergesekan dengan atmosfer.
2.6. deskripsi dan
model alam semesta
Kesan umum luas
dan megahnya alam semesta diperoleh penghuni Bumi dengan memandang langit malam
yang cerah tanpa cahaya Bulan. Langit tampak penuh taburan bintang yang seolah
tak terhitung jumlahnya. Struktur dan luas alam semesta sangat sukar
dibayangkan manusia, dan progres persepsi dan rasionalitas manusia tentang itu
memerlukan waktu berabad-abad.
Deskripsi pemandangan
alam semesta pun beragam. Dulu alam semesta dimodelkan sebagai ruang berukuran
jauh lebih kecil dari realitas seharusnya. Ukuran diameter Bumi (12.500 km)
baru diketahui pada abad ke- 3 (oleh Eratosthenes), jarak ke Bulan (384.400 km)
abad ke-16 ( Tycho Brahe, 1588), jarak ke Matahari (sekitar 150 juta km) abad
ke-17 (Cassini, 1672), jarak bintang 61 Cygni abad ke-19 , jarak ke pusat
Galaksi abad ke-20 (Shapley, 1918), jarak ke galaksi-luar (1929), Quasar dan
Big Bang (1965). Perjalanan panjang ini terus berlanjut antargenerasi.
Benda langit yang
terdekat dengan bumi adalah bulan. Gaya gravitasi bulan menggerakkan pasang
surut air laut di bumi, tak henti-hentinya selama bermiliar tahun. Karena
periode orbit dan rotasi Bulan sama, manusia di Bumi tak pernah bisa melihat
salah satu sisi permukaan Bulan tanpa bantuan teknologi untuk mengorbit Bulan. Rahasia sisi
Bulan lainnya, baru didapat dengan penerbangan Luna 3 pada tahun 1959.
Pada siang
hari, pemandangan langit sebatas langit biru dan matahari atau bulan kesiangan;
sedang di saat fajar dan senja, langit merah di kaki langit timur dan barat.
Interaksi cahaya matahari dengan angkasa Bumi melukiskan suasana langit yang berwarna
warni.
Matahari sendiri
adalah satu di antara beragam bintang di Galaksi. Ada bintang yang lebih panas
dari Matahari (suhu permukaan Matahari 5.800o K), seperti bintang
panas (bisa mencapai 50.000oK) yang memancarkan lebih banyak cahaya
ultraviolet-cahaya yang berbahaya bagi kehidupan. Ada bintang yang lebih
dingin, lebih banyak memancarkan cahaya merah dan inframerah dibandingkan
cahaya tampak yang banyak dipergunakan manusia.
Manusia bisa
mencapai batas-batas pengetahuan alam semesta yang luas, mengenal ciptaan Allah
yang tidak pernah dikenali di muka bumi seperti Black Hole, bintang
Netron, Pulsar, bintang mati, ledakan bintang Nova atau Supernova, ledakan inti
galaksi dan sebagainya. Akan tetapi, berbagai fenomena yang sangat dahsyat itu
tak mungkin didekatkan dengan mahluk hidup yang rentan terhadap kerusakan.
Walau demikian, ada jalan bagi yang ingin bersungguh-sungguh menekuninya.
2.7. Bumi dan
planet-planet lainya
Dimulai dari
planet Bumi: sebuah wahana yang ditumpangi oleh bermiliar manusia. Kecerdasan
spiritual manusialah yang akan memberi makna perjalanan di alam semesta ini;
perjalanan antargenerasi selama bermiliar tahun tanpa tujuan akhir yang
diketahui pasti, yang gratis dan tak berujung, hingga waktu kehancurannya tiba.
Namun Bumi masih
terlalu kecil dibandingkan Matahari, sebuah bola gas pijar raksasa, lebih dari
1.250.000 kali ukuran Bumi dan bermassa 100.000 kali lebih besar. Bumi yang tak
berdaya, tertambat oleh gravitasi, terseret Matahari mengelilingi pusat Galaksi
lebih dari 200 juta tahun untuk sekali edar penuh. (Lalu apa rencana secercah
kehidupan kita dalam pengembaraan panjang ini? Sangat sayang bila kita tidak
sempat melihat kosmos hari ini. Sangat sayang kita tidak berencana sujud dan
berserah kepada Tuhan Yang Mahakuasa.)
Pengiring
Matahari lainnya adalah planet Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus,
Uranus, Neptunus, Pluto, asteroid, komet dan sebagainya. Ragam wahana dalam
tata surya itu berupa sosok bola gas, bola beku, karang tandus yang sangat
panas; semuanya tak terpilih seperti planet Bumi. (Lalu, mengapa wahana yang
tersebar di alam semesta yang sangat luas itu tak semuanya mudah atau layak
dihuni oleh kehidupan?)
Putaran demi
putaran waktu berlalu, kehancuran wahana bermiliar manusia akan menghampiri
perlahan tapi pasti. Namun, berbagai pertanyaan manusia tentang misteri alam
semesta masih belum atau tak berjawab. Berbagai upaya rasionalitas manusia
telah dikerahkan dan pengetahuan bertambah, namun misteri alam semesta itu
terus menjadi warisan bagi generasi berikutnya.
Penjelajahan
akal manusia mendapatkan fakta-fakta penyusun alam semesta, mulai dari dunia
atom, planet, tata surya, hingga galaksi dan ruang alam semesta yang berbatas
galaksi-galaksi muda. Dengan itu, pengetahuan manusia merentang dalam dimensi
panjang 10-13 hingga 1026 meter, yang merupakan batas fakta-fakta yang dapat
diperoleh dalam dunia sains. Pada abad ke-21 manusia masih berambisi untuk
menyelami dunia 10-35 meter (skala panjang Planck) atau 10-20 kali lebih kecil
dari penemuan skala atom pada dekade pertama abad ke-20. Begitu pula dimensi
lainnya seperti waktu, energi, massa, rentangnya meluas dari yang lebih kecil
dan lebih besar.
Tentang rentang
waktu alam semesta, manusia mendefinisikan berbagai zaman (dan zaman transisi
di antaranya): Zaman Primordial, ketika usia alam semesta antara 10-50 hingga
105 tahun, Zaman Bintang, (106 – 1014 tahun), Zaman Materi Terdegenerasi, (1015
– 1039 tahun), Zaman Black Hole, (1040 – 10100 tahun), Zaman Gelap ketika alam
semesta menghampiri kehancurannya dan Zaman Kehancuran Alam Semesta, ketika
materi meluruh. Tanpa fakta-fakta dan ilmu yang diketahui manusia (atas izin
Allah), akhirnya manusia hanya bisa berspekulasi dan tak bisa mendefenisikan
berbagai keadaan, misalnya sebelum kelahiran alam semesta dan setelah
kehancuran.
Penjelajahan
akal manusia bisa menggapai penaksiran hal-hal berikut: jumlah partikel (di
Matahari 1060 atau di Bumi 1050), energi ikat (antara Bumi dan Matahari sebesar
1033 Joule), energi radiasi matahari sebesar 1026 watt, energi Matahari yang
diterima Bumi sebesar 1022 Joule, energi yang diperlukan manusia per tahun
sebesar 1020 Joule, energi penggabungan inti atom, fissi 1 mol Uranium sebesar
1013 Joule, energi yang dihasilkan 1 kg bensin sebesar 108 Joule. Sebuah
anugerah yang besar bagi manusia, walaupun melalui proses yang panjang.
Pengertian Tata
Surya,Teori Terbentuknya Tata Surya, Sejarah Penemuan Tata surya, dan Anggota
Tata Surya. Semoga dapat bermanfaat ilmunya bagi sobat-sobat semua.Terus
kunjungi
a. Pengertian
tata surya
Tata Surya
adalah kumpulan benda-benda langit yang terdiri dari sebuah bintang besar yang
disebut matahari, dan semua objek yang terikat oleh gaya grafitasinya.
Objek-objek tersebut adalah delapan buah planet yang sudah diketahui dengan
orbit berbentuk elips, lima planet kerdil, 173 satelit alami yang telah
diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Tata
Surya (Solar System) atau yang juga disebut keluarga matahari (The sun and its
family) adalah suatu sistem yang teridiri dari Matahari sebagai pusar Tata
Surya itu dan di kelilingi dengan planet-planet, komet (bintang berekor),
meteor (bintang beralih), satelit, dan asteroid.
b. Terbentuknya
tata surya
Ada sekian banyak
teori yang dicetuskan oleh para ahli, namun saya akan berbagi beberapa teori
yang paling dipercaya dunia internasional:
1.Teori Nebule
(Teori Kabut)oleh Immanuel Kant (1749-1827) dan Piere Simon de Laplace (1796)
Matahari dan
planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin di dalam jagat raya,
karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bulat seperti bola yang
besar, makin mengecil bola itu makin cepat putarannya. Akibatnya bentuk bola
itu memepat pada kutubnya dan melebar di bagian equatornya bahkan sebagian
massa dari kabut gas pada menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk
gelang-gelang di sekeliling bagian utama kabut itu, gelang-gelang tersebut
kemudian membentuk gumpalan pada, nah inilah yang disebut planet-planet dan
satelitnya. Sedangkan bagian tengah yang berpijar tetap berbentuk gas pijar
yang kita lihat sekarang sebagai matahari.
Teori ini telah
dipercaya umat manusia selama kira-kira 100 tahun, tetapi sekarang telah banyak
ditinggalkan karena 2 alasan di bawah ini:
- Tidak mampu memberikan jawaban-jawaban kepada banyak hal atau masalah di dalam tata surya kita
- Karena munculnya banyak teori yang lebih memuaskan
2.Teori
Planetesimal oleh Ahli Geologi Thomas C. Chamberlin (1843-1928) dan Seorang
Astronom Forest R. Moulton (1872-1952)
Tata Surya kita
terbentuk akibbat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan Matahari,
pada masa awal pembentukan Matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya
tonjolan pada permukaan matahari, dan bersama proses internal matahari, menarik
materi berulang kali dari matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan
terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari matahari.
Sementara
sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit,
mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka
sebut planetisimal dan beberapa yang besar disebut protoplanet.
Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan
bulan, sementara sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.
3.Teori Pasang
Surut oleh Dua Orang yang Berasal dari Inggris yaitu Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891)
Planet dianggap
berbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari. Keadaan yang hampir
bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan
bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka yang kemudian terkondensasi
menjadi planet.
Setelah Bintang
itu berlalu dengan gaya tarik bintang yang besar pada permukaan matahari
terjadi proses pasang surut seperti peristiwa pasang surutnya air laut akibat
gaya tarik bulan. Sebagian massa matahari itu membentuk cerutu itu
terputus-putus membentuk gumpalan gas di sekitar matahari dengan ukuran yang
berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian membentuk planet-planet.
Teori ini
menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah seperti Yupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus merupakan planet raksasa sedangkan di bagian ujungnya
merpakan planet-panet kecil. Kelahiran kesembilan planet itu karena pecahan gas
dari matahari yang berbentuk cerutu itu makan besarnya planet-planet ini
berbeda-beda.
Namun Astronom
Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir
tidak mungkin terjadi. Demikian astronom Henry Norris Rusell mengemukakan
keberatannya atas hipotesis tersebut.
4.Teori Awan Debu
oleh carl Von Weizsaeker (1940) yang Kemudian Disempurnakan oleh Gerard P
Kuiper (1950)
Tata Surya
terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu mengalami
ppemampatan, pada proses pemampatan tersebut partikel-partikel debu tertarik ke
bagian pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin dan kemudian
membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian tepinya.
Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu saling menekan dan menimbulkan
panas dan berpijar, bagian inilah yang menjadi matahari. Sementara bagian yang
luar berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah menjadi gumpalan yang lebih
kecil, gumpalan kecil ini berpilin pula dan membeku kemudian menjadi
planet-planet.
5.Teori Bintang
Kembar oleh Fred Hoyle (1915-2001)
Tata Surya kita
berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya
meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh
gravitasi bintang yang tudak meledak dan mulai mengelilinginya.
2.9. sejarah
ditemukanya tata surya
Lima planet
terdekat ke matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus)
telah dikenal sejak zaman dahulu, karena mereka semua bisa dilihat dengan mata
telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing
planet.
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk
memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei
(1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia “lebih
tajam” dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati dengan mata
telanjang.
Karena Teleskop Galileo bisa mengamati lebih
tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti
Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap
matahari. Pennalaran Venus mengitari matahari makin memperkuat teori
heliosentris, yaitu bahwa Matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi, yang
sebelumnya digagas oleh Nicolas Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris
adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.
Teleskop Galileo
terus disempurnakan oleh Ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695)
yang menemukan Titan, Satelit Saturnus, yang berada hampir dua kali orbit
Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula
dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu
dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler, dan
Puncaknya Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori
perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda
langit selanjutnya.
Pada 1781,
William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus
menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Sehingga pada 1846 ditemukan
Neptunus, namun penemuan Neptunus ini tidak dapat menjelaskan secara sempurna
pengganggu Uranus. Kemudian pada tahun 1930 ditemukan sebuah planet lain yang
diberi nama Pluto, namun lisensinya sebagai planet sudah beberapa tahun
dicabut.:D
2.10. Anggota
tata surya
1.Matahari
Matahari adalah
bintang induk tata surya dan merupakan komponen utama sistem tata surya ini.
Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan
kepadatan inti yang cukup besar untuk bisa mendukung kesinambungan fusi nuklir
dan menyemburkan sejumlah energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini
dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi elektromagnetik, termasuk
spektrum optik.
- Matahari adalah pusat dari tata surya. Matahari merupakan sebuah bintang yang tidak berbeda dengan bintang lainnya.
- Matahari adalah suatu bola gas panas yang memancarkan sendiri sumber energi ke segala arah.
- Matahari merupakan pusat tata surya.
- Bagi kita matahari itu super besar tetapi ternyata di jagat raya Matahari termasuk bintang yang berukuran kecil.
- Ukuran garis tengahnya 100 kali lebih besar dari bumi, sehingga jika Matahari itu kita anggap sebagai wadah kosong, matahari dapat menampung lebih dari 1 juta bumi.
- Matahari dan energi yang dipancarkan lah yang menjamin kehidupan manusia di muka bumi.
2.Planet-Planet
a.Merkurius
Merkurius adalah
planet dalam yang terkecil dan termasuk paling dekat dengan Matahari, jarak
rata-rata ke matahari 58 juta Km, dan memiliki garis tengah 4.880 Km. Merkurius
tidak mengandung atmosfer, suhu disekitar planet berkisar antara 200 C-400 C.
Gravitasi merkurius kurang lebih hanya sepertiga kali gravitasi bumi.
b.Venus
Planet ini
merupakan planet terdekat dengan bumi, ia memiliki garis tengah sepanjang
12.104 Km. Jarak rata-rata ke Matahari 106 Km, periode revolusinya 224 hari,
gravitasi venus 2300 dan tekanan udaranya 20 atmosfer (20 kali tekanan udara di
bumi), permukaan Venus ditutupi awan tebal sehingga mencapai 48 Km. Yang
menarik hasil pengamatan beberapa pesawat ruang angkasa terdapat formasi batuan
muda dan pegunungan tua, atmosfernya berwujud debu kering yang meliputi CO2, N,
dan O2.
c.Bumi
Bumi merupakan
planet ukuran ketiga, dan satu-satunya planet yang dihuni oleh makhluk hhidup
dan terdiri komposisi sebagai berikut :
- Lapisan biosfer, terdiri dari unsur nikel dan ferum, dan tebalnya kurang lebih 3.470 Km.
- Lapisan antara memiliki tebal kurang lebih 1.700 Km dan terdiri dari batuan meteorit.
- Lapisan litosfer yang terdiri dari lapisan Sial karena terdiri dari SiO2 dan Al2 dan O3 dan bagian SiMa yang terdiri dari SiO2 dan MgO serta Al2O3, tebal antara Sial dan sima tidak teratur, dipegunungan letaknya sangat dalam sedangkan di laut bagian Sial langsung berhubungan dengan Sima.
Planet bumi
merupakan planet yang istimewa, karena bumi kbukan hanya tempat hidup manusia
semata, tapi juga makhluk hidup lainnya berkembang biak dengan baik, Planet
bumi memiliki satelit, yaitu bulan.
d.Mars
Mars dilihat dari
lintasnnya antara Bumi dan Matahari juga termasuk planet yang terdekat dengan
Bumi, jarak rata-rata planet Mars dengan Matahari 228 Km, beredar mengelilingi
Matahari dalam waktu 687 hari, waktu rotasinya 24 jam 37 menit 21 detik.
Seperti planet lain Mars memiliki dua satelit, yaitu;
Deimos,
berdimendi 10x12x16 Km dan periode orbitnya 30,3 hari. Deimos terbit dan
terbenam seperti bulan di Bumi.
e.Yupiter
Yupiter merupakan
planet terbesar, ia memiliki diameter 130.000 Km. Jarak rata-rata ke matahari
kurang lebih sekitar 778 juta Km, dan struktur yupiter hampir sama dengan
struktur matahari, yang kebanyakan terdiri dari hidrogen serta campurannya,
yaitu NH3, Amoniak, Helium, dan Metan.
f.Saturnus
Planet saturnus
planet kedua terbesar setelah Yupiter, jarak rata-rata ke matahari kurang lebih
1.426 Km, jangka revolusi planet ini adalah 29,5 tahun dan waktu yang
diperlukan untuk berputar pada sumbunya adalah 10 jam. Saturnus memiliki 17
satelit, dan beberapa yang paling menonjol adalah Titan, Tethys, Rea, Dione,
dan tiga cincin indah, ketiga cincin tersebbut dapat diurai sebagai berikut:
- Cincin A merupakan cincin luar yang garis tengahnya 260.000 Km.
- Cincin B merupakan cincin tengah yang memiliki diameter sekitar 152.000 Km.
- Cincin C merupakan cincin yang garis tengahnya 160.000 Km.
g.Uranus
Uranus memiliki
jarak rata-rata dengan matahari sekitar 2.869 juta Km, beredar mengelilingi
Matahari dalam waktu 84 tahun dengan kecepatan rotasi 11 jam. Planet ini
berdiameter 49.700 Km, pada planet ini ditemukan unsur helium, hidrogen dan
metan. Planet ini mempunyai lima satelit, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel,
Titania, dan Oberon. Keistimewaan planet ini adalah letak sumbu rotasinya
sebidang dengan bidang revolusinya, pada uranus, matahari bergeser dari utara
ke selatan dalam periode revolusinya.
h.Neptunus
Planet Neptunus
adalah planet yang terjauh dengan matahari, jaraknya sekitar 4.495 juta Km
dengan matahari, dan beredar mengelilingi matahari dalam waktu 165 Tahun. Waktu
rotasinya 15 jam. Satelit yang dimiliki Neptunus ada dua, yaitu Triton yang
berdiameter 4.000 Km, mempunyai atmosfer, dan bentuknya mirip pluto, sedangkan
Nereid diameternya 2000 Km, letaknya lebih jauh dari bumi bila dibandingkan
dengan triton.
3.Asteroid
Asteroid
merupakan materi batuan yang kedudukanya terletak diantara Mrs dan Yupiter.
Materi dari asteroid tersebut sebagian gagal menjadi planet karena adanya gaya
gravitasi Yupiter yang sangat kuat dan berlangsung secara terus menerus
menghancurkan sebagian lain materinya. Akibatnya hamparan materi itu menjadi
sabuk asteroid, yang sekarang menjadi bongkahan cincin raksasa dan serpihan
batuan.
Asteroid
menempati sabuk utama yang berada diantara orbit Mars dan Yupiter. Asteroid
pertama kali ditemukan 1 januari 1801. Di antara pecahannya, batuan terbesar
dinamakan Ceres yang bergaris tengah 480 mil, mengelilingi matahari dalam waktu
4,5 tahun.
Asteroid juga
merupakan benda angkasa yang ukurannya kecil, namun jumlahnya milyaran.Asteroid
sendiri berupa batu-batuan yang juga bergerak mengelilingi Matahari, ukurannya
sangat kecil, atau istilah lainyya disebut bintang kerdil dengan diameter lebih
dari 240 Km.
4.Komet
Komet merupakan
kumpulan bongkahan batuan yang diselubungi kabut gas, ketika mendekati
matahari, komet mengeluarkan gas yang bercahaya pada bagan kepala, dan semburan
cahaya pada ekornya. Diameter komet termasuk selubung gas kurang lebih sejauh
100.000 Km. Semakin dekat komet dengn matahari semakin besar pula tekanan
cahaya matahari yang diterimanya dan akan semakin panjang ekornya. Ekor komet
teridiri dari CO, CH, dan gas labil CH2 juga H2O
Komet dalam
bahasa yunani artinya bintang berekor dan komet ini adalah benda angkasa yang
tidak padat terbentuk dari pecahan bahan yang sangat kecil yaitu debu,
temperatur dengan gas yang sangat tipis, sehingga gaya gravitasinya sangat
lemah.
Ada dua jenis
komet, yaitu
a.Komet Berekor
Komet berekor
yaitu komet yang lintasannya berbentuk elips, komet ini bila lintasanya dekat
dengan matahari akan melepaskan gas yang diabsorsi diaerah dingin untuk
membentuk ekor.
b.Komet Tak
Berekor
Komet tak berekor
yaitu komet yang lintasannya sangat pendek sehingga tidak memiliki kesempatan
mengabsorsi gas di daerah dingin.
5.Bulan
Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami terbesar
ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari.
Jarak
rata-rata Bumi-Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar 30 kali
diameter Bumi. Diameter Bulan adalah 3.474 km,[1] sedikit lebih kecil dari seperempat diameter
Bumi. Ini berarti volume Bulan hanya sekitar 2 persen volume Bumi dan tarikan gravitasi di permukaannya sekitar 17 persen daripada
tarikan gravitasi Bumi. Bulan beredar mengelilingi Bumi sekali setiap 27,3 hari
(periode orbit), dan variasi periodik dalam sistem
Bumi-Bulan-Matahari bertanggung jawab atas terjadinya
fase-fase Bulan yang berulang setiap 29,5 hari (periode sinodik).
2.11. Asal-usul
kehidupan
a.
Teori
Abiogenesis
Teori
yang dikemukakan Aristoteles ini menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta dari
benda tak hidup yang berlangsung secara spontan (generatio spontanea).
Misalnya cacing dari tanah, ikan dari lumpur, dan sebagainya. Teori ini dianut
oleh banyak orang selama beberapa abad.
Aristoteles
(384-322 SM), adalah seorang filsuf dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno.
Sebenarnya dia mengetahui bahwa telur-telur ikan yang menetas akan menjadi ikan
yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil
perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan
bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.
Menurut
penganut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja secara
spontan. Itu sebabnya, teori abiogenesis ini disebut juga generation spontanea.
Bila pengertian abiogenesis dan generation spontanea digabung, maka konsepnya
menjadi: makhluk hidup yang pertama kali di bumi berasal dari benda mati / tak
hidup yang terjadinya secara spontan (sebenarnya ini adalah dua teori yang
berbeda, tetapi orang sudah kadung salah kaprah).
Paham
abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno (ratusan
tahun sebelum Masehi) hingga pertengahan abad ke-17, dimana Antonie Van
Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati
makhluk-makhluk aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman
jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van
Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka tentang abiogenesis.
Hasil pengamatan Anthoni ditulisnya dalam sebuah catatan ilmiah yang diberi
judul “Living in a drop of water“. Tokoh lain pendukung teori ini adalah
John Needham.
b.
Teori
Biogenesis
Teori
ini bertentangan dengan teori abiogenesis, karena menganggap bahwa makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup yang sudah ada sebelumnya. Tiga tokoh terkenal
pendukung teori ini adalah Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis
Pasteur.
1.
Francesco Redi
Redi
merupakan orang pertama yang melakukan eksperimen untuk membantah teori
abiogenesis. Dia melakukan percobaan dengan menggunakan bahan daging segar yang
ditempatkan dalam labu dan diberi perlakuan tertentu.
- Labu I : diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
- Labu II : diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa
- Labu III : diisi daging segar dan ditutup rapat
Ketiga
labu diletakkan di tempat yang sama selama beberapa hari. Hasilnya adalah
sebagai berikut:
- Labu I : dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
- Labu II : dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
- Labu III : dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung
Menurut
Redi belatung yang terdapat pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke III
tidak terdapat belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk.
Sayangnya, meskipun tertutup rapat ternyata pada labu tersebut bisa muncul
belatung. Ini disebabkan karena Redi tidak melakukan sterilisasi daging pada
disain percobaannya.
2.
Lazzaro Spallanzani
Spallanzani
juga melakukan percobaan untuk membantah teori abiogenesis, tetapi menggunakan
bahan kaldu. Disainnya sebagai berikut:
- Labu I : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
- Labu II : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin, kemudian dipanaskan
Setelah
dingin kedua labu diletakkan di tempat yang sama. Beberapa hari kemudian
hasilnya sebagai berikut.
- Labu I : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba (bakteri)
- Labu II : tetap jernih, tidak mengandung mikroba
Menurut
Spallanzani mikroba yang tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu berasal dari
mikroba yang beraada di udara. Pendukung paham abiogenesis keberatan dengan
disain Spallanzani karena menurut anggapan mereka, labu yang tertutup
menyebabkan gaya hidup (elan vital) dari udara tidak dapat masuk,
sehingga tidak memungkinkan munculnya makhluk hidup (mikroba).
3.
Louise Pasteur
Pasteur
menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Ia menggunakan kaldu dalam labu
yang disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan
pipa berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin
dibiarkan beberapa hari kemudian diamati. Ternyata air kaldu tetap jernih dan
tidak ditemukan mikroba.
Disain
pipa yang berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup dari
udara, tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut
Pasteur, mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka
tidak bisa masuk karena terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini bisa dibuktikan
bila labu dimiringkan sedemikian rupa sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan
menyentuh ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya
kaldu.
Dengan
demikian Pasteur telah membuktikan bahwa teori biogenesislah yang benar.
Muncullah ungkapan :
2.12. Struktur Lapisan Bumi
Bumi
tempat kita tinggal saat ini merupakan salah satu anggota tata surya dengan
matahari sebagai pusatnya. Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km. Bumi
berbentuk bulat pepat dengan jari-jari ± 6.370 km. Bumi merupakan planet dengan
urutan ketiga dari delapan planet yang dekat dengan matahari.Bumi diperkirakan
telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu, dan merupakan satu-satunya
planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Permukaan bumi
terdiri dari daratan dan lautan. Jika bumi diiris maka akan tampak
lapisan-lapisan seperti pada gambar di bawah ini :
Lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai
berikut :
1.) Kerak bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km.. Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan tanah dan batuan .Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup.Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 derajad Celcius.Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah: Oksigen (46,6%), Silikon (27,7%), Aluminium (8,1%), Besi (5,0%), Kalsium (3,6%) Natrium (2,8%), Kalium (2,6%) dan Magnesium (2,1%). Unsur–unsur tersebut membentuk satu senyawa yang disebut dengan batuan.
2.) Selimut atu Selubung Mantel
Selimut merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi.Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat.Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 derajat Celcius.
3.) Inti Bumi
Inti bumi terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900–5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC.Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4500oC.
Berdasarkan
penyusunnya lapisan bumi terbagi atas litosfer, astenosfer, dan mesosfer.
Litosfer adalah lapisan paling luar bumi (tebal kira-kira 100 km) dan
terdiri dari kerak bumi dan bagian atas selubung. Litosfer memiliki kemampuan
menahan beban permukaan yang luas misalkan gunungapi.Litosfer bersuhu dingin
dan kaku.Di bawah litosfer pada kedalaman kira-kira 700 km terdapat
astenosfer.Astenosfer hampir berada dalam titik leburnya dan karena itu
bersifat seperti fluida.Astenosfer mengalir akibat tekanan yang terjadi
sepanjang waktu.Lapisan berikutnya mesosfer.Mesosfer lebih kaku dibandingkan
astenosfer namun lebih kental dibandingkan litosfer.Mesosfer terdiri dari
sebagian besar selubung hingga inti bumi.Permukaan bumi ini terbagi atas
kira-kira 20 pecahan besar yang disebut lempeng. Ketebalannya sekitar 70 km.
Ketebalan lempeng kira-kira hampir sama dengan litosfer yang merupakan kulit
terluar bumi yang padat. Litosfer terdiri dari kerak dan selubung
atas.Lempengnya kaku dan lempeng-lempeng itu bergerak diatas astenosfer yang
lebih cair.Arus konveksi memindahkan panas melalui zat cair atau gas, yang
membuat lempeng-lempeng dapat bergerak, yang dapat menimbulkan getaran yang
terjadi dipermukaan bumi.
2.13. rumah kaca
a.
Efek rumah kaca
Penggambaran tentang pertukaran energi antara matahari (sumber), permukaan
bumi, atmosfer bumi dan angkasa (tempat pelepasan). Kemampuan atmosfer untuk
menangkap dan melepaskan energi merupakan karakteristik yang menentukan efek
rumah kaca.
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit
(terutama planet atau satelit)
yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya
(seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi
artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca untuk masing-masing
benda langit tadi akan dibahas di masing-masing artikel.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal
berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek
rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan
global). Yang
belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan,
meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.
b.
Penyebab
efek rumah kaca
Efek rumah kaca
disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2)
dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini
disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan
bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
menyerapnya.
Energi yang
masuk ke Bumi:
- 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
- 25% diserap awan
- 45% diserap permukaan bumi
- 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk
radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar
inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan
gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek
rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara
siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca
adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2)
serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas
tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
c.
Akibat
efek rumah kaca
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan
adanya perubahan iklim yang sangat
ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya
untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan
mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya
permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan
terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat
besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah
meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan
gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan
global antara
1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2
di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari
permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
BAB II
PENUTUP
3.1. kesimpulan
Dari uraian
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa alam semesta mencakup keseluruhan
benda-benda alam yang terdiri dari galaxy, bintang-bintang, matahari,
planet-planet, bulan dan awal kemunculan mahluk hidup. Yang dimana seluruh
penjelasan dari peneliti sesungguhnya sudah diterangkan didalam Al-Qur’an.
3.2. Saran
1. hendaknya kita
sebagai manusia yang rapuh di alam semesta ini dapat menjadi manusia yang mampu
menjaga dan mempertahanka apa yang telah kita miliki seperti menjaga alam ini
di bumi yang kita diami.
2. Sebaiknya ilmu
pendidikan yang kita pergunakan tidak terlepas dari koridor keilmuan.
3. sebaiknya
ilmu tentang astronomi harus diberikan sejak dini seperti diajarkan
disekolah-sekolah, agar para murid lebih terbuka mata hatinya untuk mempelajari
tentang ilmu ini. Dan kedepanya agar nantinya tidak hanya peneliti-peneliti
luar saja yang dapat meyumbangkan teori-teorinya dsb.
Daftar
pustaka
Cronin, Vincent, The View from Planet Earth: Man Looks at the Cosmos, New York:
William Morrow & Company, Inc., 1981, ISBN 0-688-00642-6
Roos, Matts Introduction to Cosmology. John Wiley & Sons, Ltd,
Chichester: 2003.
Hawley, John F. & Katerine A.
Holcomb Foundations of Modern Cosmology.
Oxford
University Press,
Oxford: 1998.
Hetherington, Norriss S. Cosmology: Historical, Literary,
Philosophical, Religious, and Scientific Perspectives. Garland
Publishing, New York: 1993.
Gal-Or, Benjamin, Cosmology, Physics and Philosophy,
Springer Verlag, 1981, 1983, 1987, New York.
http://rohimsbastianpartii.blogspot.com/
http://biologimediacentre.com/asal-usul-kehidupan-biogenesis-versus-abiogenesis-1-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar